ADA yang bilang, nasib tidak bisa diubah. Mau bagaimanapun berusaha, kalau Tuhan sudah menakdirkan demikian, tetap tidak tidak akan membuahkan hasil apa-apa. Ini yang kemudian sering dijadikan sebagai pembenaran bagi orang yang ingin bermalas-malasan.
Padahal, kata Dr dr Theresia Monica Rahardjo SpAn KIC M.Si MM MARS. yang merupakan pencetus terapi plasma konvalesen untuk orang yang terpapar Covid, "Nothing is impossible in God." Tak ada yang mustahil bagi Tuhan. Tentu asal manusia mau mengusahakan. Sebagaimana bahasa Alquran, "Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sampai mereka mengubahnya sendiri" (Innallaah laa yughayyiruu maa biqaumin hattaa yughayyiruu maa bianfusihim).
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Guru Besar Hukum Bisnis Universitas Tarumanagara Ariawan Gunadi: Zhao Xi Bu Juan
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Pengusaha Jalan Tol Jusuf Hamka: Xiang Shu You Pi
Makanya, dalam artian yang positif, mungkin tidak bisa disalahkan bila ada pepatah Tiongkok yang menyatakan, "人定胜天" (rén dìng shèng Tiān): manusia pasti bisa mengalahkan Tuhan. Sebab, sebagai Yang Mahapengasih, kemungkinan besar Tuhan tak akan tega untuk tidak membikin sukses hamba-Nya yang gigih berusaha.
Namun demikian, sebagaimana dikatakan Zhuge Liang ketika strategi yang dirancangnya tak membuahkan hasil sesuai yang diprediksikan, "谋事在人, 成事在天" (móu shì zài rén, chéng shì zài Tiān): manusia mengikhtiarkan, Tuhan menentukan. Pepatah Tiongkok atau cheng yu ini menjadi pedoman bagi Theresia.
Tetapi, ya itu tadi, Tuhan agaknya baru akan ketok palu setelah melihat ikhtiar hamba-Nya. Bila kita berleha-leha, sebaiknya jangan berharap kelewat muluk-muluk, supaya tidak kecewa. Barangkali terkecuali bagi orang kaya dan/atau berkuasa. Tapi, pitutur luhur Tiongkok mengingatkan, "坐吃山空" (zuò chī shān kōng): gunungpun akan habis, apabila Anda duduk-duduk dan makan-makan saja. (*)