AMERIKA, HARIAN DISWAY- Kementerian kesehatan punya rencana besar untuk menghubungkan seluruh puskesmas di Indonesia dengan jaringan internet. Termasuk yang ada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar. Karena itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi G. Sadikin sampai menemui Elon Musk, pemilik SpaceX, Jumat, 4 Agustus 2023.
Dalam keterangan resminya, Minggu, 6 Agustus 2023, Menkes akan menjajaki potensi kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan jaringan satelit milik Musk, Starlink.
BACA JUGA:BPJS Kesehatan Berikan Penghargaan untuk RS dan Puskesmas
BACA JUGA:Elon Musk Ganti Logo Burung Twitter, Pengguna Tak Lagi ’’Berkicau’’
Data kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa masih ada sekitar 2.200 puskesmas di Indonesia yang belum punya akses internet. Juga lebih dari 11 ribu puskesmas pembantu di Indonesia.
Koneksi internet itu memang dirasa perlu. Sejalan dengan agenda digitalisasi dan transformasi sektor kesehatan di Indonesia. Salah satu efek konkretnya adalah pelaporan kesehatan secara real-time.
Budi juga menyatakan bahwa akses internet di puskesmas akan memungkinkan layanan kesehatan secara online. Termasuk konsultasi dan pelatihan jarak jauh bagi tenaga kesehatan.
Pas dengan Starlink. Jaringan satelit yang dikembangkan oleh SpaceX itu memang bertujuan untuk menyediakan internet murah di daerah terpencil. Program serupa telah digunakan dalam fasilitas layanan kesehatan di beberapa negara. Sebut saja, Filipina, Rwanda, Mozambik, dan Nigeria.
Dalam laman resminya, Starlink mendaku sebagai pelopor terobosan teknologi di bidang satelit. Ia mengubah peta industri dirgantara dengan memakai roket Falcon 9 yang dapat digunakan kembali.
Kini, lebih dari 4.500 satelit Starlink telah berada di orbit bumi. Mencakup lebih dari separo jumlah satelit aktif. Dengan potensi hingga 42.000 satelit di orbit, Starlink dirancang untuk menyediakan akses internet broadband global dengan kecepatan tinggi.
Dalam konteks layanan kesehatan, Starlink berperan penting dalam menyediakan akses cepat dan andal di wilayah-wilayah dengan akses internet terbatas. Walaupun, perusahaan itu mengakui bahwa yang paling cepat adalah koneksi lewat kabel serat kaca. Betapa pun, Starlink tetap bisa digunakan untuk layanan telemedis.
Pemanfaatan teknologi satelit seperti Starlink juga dapat berdampak pada pengurangan biaya layanan kesehatan di negara-negara berkembang. Akses internet dengan biaya rendah memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk menawarkan layanan telemedis dengan biaya lebih terjangkau. Bisa meningkatkan akses kesehatan bagi jutaan orang.
Di luar itu, pemerintah Indonesia sebelumnya telah meluncurkan satelit Satelit Multifungsi Indonesia Raya 1 atau Satelit SATRIA 1. Itu menjadi bagian dari upaya untuk memperkuat infrastruktur digital di seluruh Indonesia. Dengan teknologi satelit tersebut, diharapkan akselerasi penyediaan internet di daerah terpencil dapat terwujud dalam 10 tahun mendatang. (*)