HARIAN DISWAY - Ashley Summers, seorang wanita berusia 36 tahun, meninggal dunia akibat toksisitas air atau keracunan air pada tanggal 6 Juli yang lalu. Dia menghembuskan nafas terakhirnya setelah minum air dalam jumlah yang terlalu banyak dan terlalu cepat saat berada di atas perahu.
Summers meminum empat botol air dalam waktu 20 menit saat perahu bergerak menuju dermaga. Namun, tak disangka, Summers tiba-tiba pingsan ketika tiba di rumahnya dan tak pernah bangun lagi.
Keracunan air terjadi ketika seseorang minum air dalam jumlah yang berlebihan dan terlalu cepat. Akibatnya, keseimbangan elektrolit tubuh terganggu dan kadar natrium dalam tubuh turun drastis.
Saat kadar natrium dalam tubuh turun di bawah normal akibat konsumsi air berlebihan, air masuk ke dalam sel untuk menyeimbangkan kadar tersebut.
Hal itu menyebabkan pembengkakan sel, termasuk sel-sel otak, yang pada gilirannya menghambat aliran darah ke otak dan dapat mengancam nyawa.
BACA JUGA:Sampai Kapan Perang Rusia Ukraina Berakhir?
Perlu diketahui bahwa ginjal manusia dapat memproses 20 hingga 28 liter air per hari. Meminum lebih dari 0,8 hingga 1 liter air per jam memunculkan potensi bahaya.
Orang yang berisiko tinggi mengalami keracunan air adalah mereka yang berolahraga intensif dalam waktu lama.
Ilustrasi konsumsi air putih-OpenAI-Dall-e
Ini karena tubuh kehilangan air dan elektrolit melalui keringat, terutama pada mereka yang berpartisipasi dalam lari maraton atau ultramaraton.
Dr. Alok Harwani, seorang dokter darurat di IU Health Arnett Hospital di Indiana, menjelaskan tanda-tanda awal keracunan air termasuk merasa kelelahan, sakit kepala, dan perasaan tidak enak badan.
BACA JUGA:Hujan Bisa Luruhkan Polusi Udara, Tapi Pertumbuhan Awan Hujan Kecil Sekali
BACA JUGA:Ayo Daftar! Beasiswa Australia Awards Indonesia Nusantara Sudah Dibuka
Untuk mencegah terjadinya keracunan air, Dr. Harwani merekomendasikan dua langkah saat minum dalam jumlah besar, terutama di hari yang panas atau setelah berolahraga.