SURABAYA, HARIAN DISWAY – Bisnis properti terbukti tahan banting. Kontribusinya cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Empat tahun terakhir selalu di atas Rp 2.000 triliun.
Artinya, kondisi perekonomian yang terseok-seok selama pandemi Covid-19 nyaris tak mengubah apa pun. Sektor properti tetap kukuh. Permintaan hunian terus bertambah. Bahkan, kini tercatat belasan juta warga yang masih belum punya hunian. Tentu ini peluang besar bagi para pengembang. Setiap tahun, pemerintah juga tak berhenti membangun rumah-rumah. Kementerian PUPR punya program sejuta rumah (PSR) untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Sejak dikerjakan 2015 silam, tercatat sudah 7 unit rumah yang dibangun. BACA JUGA : Investor Muda Capai 81,74 Persen di Bursa Efek, Tanrise Properti Kenalkan Program Untung Beli Properti Presiden Joko Widodo mengapresiasi semua pihak yang bekerja di sektor properti, real estate, dan konstruksi. Pergerakan mereka sangat menolong pertumbuhan ekonomi di tengah perlambatan ekonomi global. Kontribusi terhadap perekonomian nasional juga sangat besar. Pertumbuhan ekonomi nasional konsisten dalam tujuh kuartal terakhir sejak 2021. Yakni selalu di atas 5 persen. Capaian yang tak mudah. Mengingat hanya Indonesia, India, dan Tiongkok yang ekonominya tumbuh melampaui 5 persen di antara negara-negara G20. "Saya senang, sektor ini termasuk yang tangguh, tahan banting, dan makin kompetitif," kata Jokowi dalam sambutannya saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) XVII Tahun 2023 yang digelar di Grand Ballroom Hotel Sheraton Gandaria City, Jakarta, pada Rabu, 9 Agustus 2023. Begitu sektor properti bergerak, tentu banyak sektor lain yang terdampak bagus. Setidaknya terdapat 13-19 juta pekerja yang terlibat. Ini salah satu faktor yang membuat perputaran ekonomi nasional stabil.Perumahan Lotus Regency di Surabaya.-Boy Slamet-Harian Disway- Selain CitraLand, Pakuwon Group tetap aktif terlibat dalam industri. Konsisten menjadi pemain utama. Bahkan meluncurkan dua proyek baru. Yakni Clayson Tower dan Lancaster Tower di Surabaya Barat dengan total kapasitas sekitar 1.600 unit. "Surabaya Barat makin jadi primadona. Terus bermunculan lokasi yang paling disukai untuk pengembangan apartemen," ujar Ferry. Setidaknya dalam lima tahun terakhir. Daya tarik Surabaya Barat amat kuat lantaran infrastruktur, pusat komersial dan bisnis, hingga fasilitas pendidikan maupun kesehatan sangat terjangkau. (Mohammad Nur Khotib)