Tidak terhitung berapa puluh kali pertemuan dan rapat. Tim 8 dibentuk untuk memberikan masukan kepada Anies, tetapi nama-nama yang diajukan tidak memuaskan Anies.
Anies punya skenario dan perhitungan sendiri. Anies dihinggapi ketakutan dan kekhawatiran akut bahwa dirinya tidak akan bisa menang di Jawa Timur tanpa dukungan nahdliyin.
Jawa Timur selalu menjadi ”battle ground” yang menentukan kemenangan pilpres.
Anies menyadari bahwa elektabilitasnya sangat lemah di Jawa Timur dan ia sudah sangat yakin bahwa kuncinya ada di kalangan nahdliyin.
Karena itu, Anies sangat ngotot mengejar Khofifah. Ketika jalan menuju Khofifah buntu, perburuan diarahkan kepada Yenny Wahid. Ketika buntu juga, pilihan paling realistis adalah Muhaimin Iskandar.
Kebetulan Muhaimin sedang galau berat. Persekutuan PKB dan Partai Gerindra yang mengusung Prabowo sebagai capres goyah akibat masuknya dua kongsi baru, yaitu PAN (Partai Amanat Nasional) dan Partai Golkar.
Prabowo sangat excited oleh masuknya dua kongsi baru itu. Ia juga merasa mendapatkan tangkapan dua kakap besar.
Prabowo mengubah nama koalisi dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi Koalisi Indonesia Maju. Prabowo senang bukan kepalang, tapi Muhaimin menjadi kalang kabut.
Koalisinya dengan Prabowo sudah berlangsung selama hampir setahun, tapi tidak ada hasil konkret. Prabowo masih tidak yakin untuk menjadikan Imin sebagai calon wakil presiden.
Prabowo terbuai oleh endorsement Jokowi yang disebut-sebut sebagai mastermind berlabuhnya Golkar dan PAN ke KKIR. Prabowo juga menunggu Gibran Rakabuming Raka, putra mahkota Jokowi, untuk menjadi calon presiden.
Aturan batasan umur sedang digugat ke MK dan kelihatannya bakal dikabulkan. Prabowo bakal menggandeng Gibran dan harapan Imin pun pupus.
Digantung selama setahun tanpa kejelasan, PKB jengkel. Wakil Ketua Jazilul Fawaid memberikan ultimatum ”sebelas dua belas, loe gak jelas gua lepas”.
Pucuk dicinta ulam tiba. Tawaran dari Anies datang untuk Imin. Tidak butuh pikiran panjang bagi Imin untuk menerima tawaran itu.
Apalagi, Surya Paloh sudah menghadap Jokowi di istana dan mengabarkan keputusan tersebut. Imin merasa aman karena selama ini merasa tersandera sehingga tidak bebas bermanuver.
Rupanya Surya Paloh bisa meyakinkan Imin bahwa dirinya aman. Surya Paloh pun excited oleh kesediaan Imin.
Saking gembiranya, ia sampai lupa ada Partai Demokrat dan PKS. Para pendukung Anies heboh. Reaksi keras bermunculan. Banyak yang tidak bisa menerima kehadiran Imin di kubu Anies.