RABU malam, 30 Agustus 2023, Sudirman Said, orang kepercayaan Anies Baswedan yang sekaligus menjadi juru bicara, sedang berada di acara launching ”Anies Apps”, aplikasi pemantau pemilu yang akan dipakai para relawan Anies Baswedan.
Mendadak SS –begitu Sudirman Said biasa disapa– pamit membatalkan acara karena harus menghadiri rapat yang sangat penting. SS menyebutnya sebagai rapat membahas ”good news”.
Belakangan diketahui bahwa good news itu adalah keputusan PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) untuk bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies Baswedan sebagai presiden.
BACA JUGA:Pengkhianat di Tubuh Rezim dan Oposisi, Siapakah Mereka?
BACA JUGA:Gibran dalam Puzzle Politik
Good news versi SS itu makin lengkap karena Muhaimin Iskandar, ketua umum PKB, bersedia menjadi calon wakil presiden Anies Baswedan.
Good news itu disampaikan Anies kepada SS sekaligus mengutusnya untuk menyampaikannya kepada dua anggota koalisi, PKS (Partai Keadilan Sejahtera) dan Partai Demokrat.
Kesediaan Muhaimin menjadi cawapres Anies itu sudah diputuskan oleh Surya Paloh, supremo Partai Nasdem. SS kebagian tugas menyampaikannya kepada dua partai koalisi yang lain.
Good news versi SS dan Anies itu ternyata menjadi bad news, ’berita buruk’, bagi Demokrat. Bahkan, bisa jadi menjadi horrible news, ’berita yang mengerikan’.
BACA JUGA:Pendamping Anies
BACA JUGA:Ujian Politik Muhaimin untuk Yakinkan Warga NU agar Memilih Anies Baswedan
Bagai disambar petir di malam bolong, petinggi Partai Demokrat tidak bisa memercayai apa yang didengar dari SS.
Baru beberapa hari sebelumnya Anies menulis surat pribadi kepada Partai Demokrat dengan tulisan tangan dan menyampaikan permintaannya agar Ketua Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersedia menjadi calon wakil presiden.
Kejadiannya berlangsung begitu cepat. PKS juga kaget karena merasa di-fait accompli.
BACA JUGA:Tanpa Pacaran, Anies-Muhaimin Deklarasi Sabtu Siang di Hotel Majapahit