BACA JUGA:Duet Anies-Muhaimin Mencuat, SBY Sebut Ada Musang Berbulu Domba
PKS sempat goyah sebentar, tapi kembali tenang dan menegaskan komitmennya untuk tetap mendukung Anies siapa pun wakil yang dipilih. Meski menyatakan ikhlas, PKS tetap kaget atas pilihan itu.
Pada saat bersamaan, Anies sudah menjadwalkan kunjungan ke beberapa pesantren besar di Jombang seperti Tebuireng dan Tambakberas.
Kunjungan itu sangat simbolis karena Anies berziarah ke makam KH Bisri Syansuri, kemudian ke makam KH Iskandar, ayahanda Muhaimin. Lalu, sowan ke ibunda Muhaimin untuk meminta doa restu.
BACA JUGA:SBY Ajak Kader Demokrat Bersyukur Meski Sakit Hati Kepada Anies dan NAsdem
BACA JUGA:Pleno PKB di Surabaya Persiapan Deklarasi Anies-Muhaimin?
Saat kunjungan itu terjadi, Anies sudah tahu bahwa deal dengan Imin sudah didapat. Surya Paloh sudah membuat keputusan dan Anies menugasi SS untuk menyampaikan kepada anggota koalisi.
Demokrat dan PKS bertanya-tanya, mengapa keputusan sepenting itu tidak disampaikan langsung oleh Anies.
Demokrat heboh. Sekjen Teuku Riefky Harsya mengeluarkan surat tiga halaman yang sangat keras, mengungkap semua kronologi pencarian calon wapres untuk Anies Baswedan, sampai dengan munculnya surat pribadi Anies yang meminta AHY menjadi cawapres.
BACA JUGA:Anies-Muhaimin Santer, DPW PKB Se-Indonesia Kumpul di Surabaya, Ada Apa?
BACA JUGA:Demokrat Jatim Mulai Turunkan Baliho Bergambar Anies, Tapi Belum Semua
Biasanya tone kalimat semacam itu hanya diungkapkan Andi Arief. Namun, kali ini Demokrat memakai gaya Andi Arief tersebut.
Di alinea terakhir surat terbuka itu muncul kata ”pengkhianatan” yang kelihatannya ditujukan kepada Anies dan Partai Nasdem.
Bagi Anies, mendapatkan Muhaimin sebagai calon wapres seperti memperoleh ikan kakap raksasa setelah berburu di laut lepas selama hampir satu tahun. Lapar, dahaga, capai, dan frustrasi menjadi satu.
BACA JUGA:Muhaimin Kuatkan Anies di Jawa Timur
BACA JUGA:PKS Hanya Mau Anies Baswedan Jadi Capres