SURABAYA, HARIAN DISWAY - Warga RT 03 Tembok Gede, Surabaya, tampak semangat dalam mengikuti pelatihan budidaya ikan dalam ember.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang berkolaborasi dengan Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede dalam program pengabdian pada masyarakat atau PKM di Tembok Gede.
Program yang sudah berjalan sejak 1 Juni 2023 itu merupakan bagian dari hibah oleh Kemdikbudristek yang didapat oleh UWKS. Agendanya adalah melatih para warga, terutama ibu-ibu PKK untuk membudidayakan ikan dalam ember.
Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi warga Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede Surabaya. Beberapa mahasiswa FKH UWKS juga turut ambil bagian dalam melatih.
BACA JUGA: Kampus UWKS Bernuansa Nusantara
BACA JUGA: Tingkatkan Literasi Jurnal, UWKS Gandeng ULM
Mereka mengajarkan cara membudidayakan lele dan lobster air tawar. Ikan tersebut dipilih karena paling sering digunakan untuk bahan pangan dan mempunyai nilai gizi yang tinggi. Terutama bila dikonsumsi ibu hamil.
Dr. Freshinta Jellia Wibisono, drh., MVet., ketua pelaksana PKM, bersama dengan tim yang terdiri dari Dr. Santirianingrum Soebandhi SE., M.Si., dan Dr. Masfufatun, S.Si., M.Si. menjelaskan bahwa Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede dipilih karena warga-warganya yang aktif dan kreatif.
Suasana kampung itu terasa sangat asri. Di setiap rumah, warga menanam sayur dengan media hidroponik di depan rumah. Media yang digunakan menjadi pot juga cukup unik. Ada yang terbuat dari pipa hingga kaleng bekas.
Tidak hanya itu, ketika masuk ke kampung ini kita akan disambut oleh robot raksasa. Terbuat dari barang-barang bekas. Mereka juga mengecat jalan dengan warna-warna cerah.
Adi Candra, pembina Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede, mengatakan bahwa ada potensi yang bisa dikembangkan dari kampung Tembok Gede.
Ia berharap agar program tersebut tidak hanya berhenti sampai panen. Namun, harus terus berjalan. Ia juga menambahkan bahwa nantinya kampung tersebut akan dijadikan kampung edukasi.
“Kita ingin menunjukkan bahwa ternyata lahan perkampungan yang sempit bisa dibuat untuk lahan budidaya ikan,” jelas Adi.
Aseyan, Ketua RT 03, mengatakan bahwa selama ini kampungnya terus berinovasi dengan dana mandiri. Belum ada pihak luar yang melirik. Dengan adanya kerja sama dengan UWKS, ia berharap agar warga kampung bisa mendapat manfaat dari program tersebut.
“Nantinya lele dan lobster yang dipanen akan diolah menjadi produk turunan dan dijual atau dikonsumsi oleh warga Tembok Gede,” kata Aseyan, ketua RT 03.
Juga ada 1.000 lele dan 200 lobster air tawar yang akan dibudidayakan. "Kalau setelah panen, warga di sana bebas mengambil ikannya. Sama seperti sayur hidroponik yang mereka tanam di depan rumah. Yang penting sesuai kebutuhan," terangnya.
Walaupun dilakukan tanpa bantuan dari pemerintah, Aseyan berharap agar warga sekitar dapat memanfaatkan hasil budidaya tersebut. Serta dapat mengembangkan ketahanan pangan dan meningkatkan ekonomi bagi warga Tembok Gede.
Ia berpesan kepada warganya agar terus menjalankan budidaya tersebut meskipun program PKM sudah berakhir Desember nanti. (Nathan Gunawan)