HARIAN DISWAY - Dahlan Iskan sudah lama menyebut electric vehicle (EV) sejatinya merupakan smartphone yang berjalan. Dan fenomena menjadikan kendaraan listrik sebagai "ponsel berjalan" saat ini sedang dilakukan pabrikan EV di Tiongkok.
Sejumlah produsen kendaraan listrik di Tiongkok saat ini memang berlomba membuat smartphone dan operating system (OS) sendiri. Tujuannya agar produk EV-nya benar-benar bisa menjadi "ponsel berjalan".
Produsen-produsen itu ingin kendaraan listriknya -terutama kelas premium- punya nilai tambah. Sekaligus menciptakan ekosistem yang serba terintegrasi.
Salah satu kendaraan listrik mewah yang menjadi pesaing utama Tesla di Tiongkok, Polestar sedang melakukan hal itu. Langkah serupa juga diikuti pabrikan mobil listrik Nio.
Sekadar diketahui, Polestar merupakan pembuat kendaraan listrik asal Swedia yang dimiliki oleh raksasa otomotif Tiongkok Geely Holdings.
BACA JUGA:Tesla Bangun Pabrik Baterai di Shanghai
Akhir tahun ini Polestar berencana meluncurkan ponsel pintar bersamaan dengan kendaraan listrik model SUV terbarunya di Tiongkok.
Pembuatan smartphone itu merupakan hasil kemitraan antara Polestar dan pembuat ponsel pintar Tiongkok Xingji Meizu. Lagi-lagi Xingji Meizu juga sebenarnya milik Geely.
Meizu sebenarnya bukan pemain utama di pasar smartphone Tiongkok. Tidak seperti Oppo, Vivo, dan Apple.
Smartphone buatan Polestar itu sendiri lebih dimaksudkan untuk membantu mobil itu lebih canggih dan bisa bersaing dengan raksasa EV seperti Tesla.
BACA JUGA:Tesla Incar Lokasi Pabrik di Batang, Toyota Kembangkan Calya Listrik
Di Tiongkok, Polestar dan Tesla memang bersaing di pasar mobil listrik premium.
Dari sisi harga, sebagai perbandingan, Polestar 4 saat ini dibanderol 349.800 yuan Tiongkok. Sementara Tesla Model Y dijual mulai dari sekitar 299.900 yuan.
Dikutip dari SCMP, produk smartphone dan mobil listrik Polestar itu hadir di Tiongkok pada akhir 2023.
"Idenya adalah ponsel dan sistem operasi mobil akan sama. Hal ini memungkinkan keduanya digabungkan dan menawarkan fitur pintar yang kompatibel," kata Yale Zhang Yu, direktur pelaksana perusahaan riset Automotive Foresight yang berbasis di Shanghai.