HARIAN DISWAY - Siapa sangka bahwa mengonsumsi keripik pedas dapat berujung tragis? Dilansir dari Insider, seorang anak laki-laki berusia 14 tahun bernama Harris Wolobah meninggal dunia di Massachusetts, Amerika Serikat, pada tanggal 1 September lalu.
Orang tua Wolobah menduga bahwa anak mereka meninggal karena mengonsumsi keripik kentang yang terkenal akan tingkat kepedasannya yang luar biasa.
Keripik pedas tersebut terkenal dengan tingkat pedas yang seakan-akan dapat membakar lidah, terutama merek keripik One Chip Challenge buatan Paqui.
Associated Press melaporkan bahwa Paqui mengajak konsumennya untuk mengambil tantangan. Mereka diminta untuk merekam diri mereka sendiri saat mencoba menahan rasa pedas yang intens sebanyak mungkin.
BACA JUGA:Serba-serbi Lasik, Apa Saja yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Pascaoperasi?
BACA JUGA:Cara Diagnosis Sesak Napas, Berikut Tahapan Pemeriksaan Dokter Menurut Kemenkes
Pemenang tantangan ini adalah mereka yang dapat menahan rasa pedasnya selama mungkin tanpa makan atau minum untuk mengurangi sensasi pedas tersebut.
Namun, Paqui menyatakan secara tegas di situs resminya bahwa produk mereka tidak diperuntukkan bagi anak-anak, karena mengandung dua jenis cabai yang terkenal sangat pedas, yakni Carolina Reaper dan Naga Viper.
Meskipun demikian, Paqui mengakui bahwa terdapat peningkatan konsumsi produk mereka di kalangan remaja dan anak-anak, menunjukkan bahwa peringatan mereka belum tentu diindahkan.
Ilustrasi cabai naga viper tergolong salah satu cabai terpedas di Dunia.-Pixabay-
Kandungan berbahaya dalam Keripik Pedas
Sejumlah pakar mengingatkan tentang efek samping dari keripik pedas yang berasal dari senyawa alami dalam cabai yang disebut capsaicin.
National Capital Poison Center menyebutkan bahwa capsaicin kadang-kadang diproduksi secara sintetis. Ciri khasnya adalah bau yang sangat tajam dan mampu mengiritasi mata, kulit, dan mulut manusia.
Tidak hanya itu, capsaicin juga dapat mengakibatkan gangguan pada organ-organ dalam tubuh manusia. Ini termasuk nyeri di dada, palpitasi jantung yang kuat, dan bahkan bisa memicu serangan jantung.
BACA JUGA:Ini Olahraga yang Cocok Bagi Penderita Asma