Mantan asisten pelatih Manchester United Mike Phelan punya memori yang mendalam dan indah bersama Cristiano Ronaldo. Phelan mengatakan, United pada periode keduanya, tidak bisa mengikuti standar tinggi yang diinginkan Ronaldo.
==========
MIKE Phelan mengungkapkan, sepertinya standar tinggi Cristiano Ronaldo mungkin menjadi penyebab bintang Portugal itu kehilangan dukungan dari beberapa rekan satu timnya selama periode kedua yang nahas di Old Trafford.
Ronaldo memang dua kali bermain di Old Trafford. Pertama, ia dikontrak dari Sporting pada 2003. Ia menghabiskan enam tahun di bawah asuhan Head Coach Sir Alex Ferguson sebelum pindah ke Real Madrid pada 2009.
Bersama Los Blancos, pemain berusia 38 tahun itu melejit ke puncak olahraga dunia. Ia memenangkan lima penghargaan Ballon d’Or. Juga, empat Liga Champions lagi sebelum berangkat untuk tantangan baru di Juventus pada 2018.
Kembalinya CR7 ke Liga Premier sepertinya tidak bisa dihindari. Dan, pada 2021 ia kembali ke Old Trafford. Dan, meski ia langsung mulai bekerja dengan cara yang khas, kepindahannya berakhir buruk, sebelum akhirnya hengkang pada 2022.
Phelan, yang merupakan sosok ikonik di klub, telah menyingkap tentang bagaimana masa kedua Ronaldo terungkap dalam sebuah wawancara dengan Sky Sports. ”Pada putaran kedua, CR7 tampil jauh lebih tua dan lebih berpendirian kuat serta berkemauan keras,” ujar Phelan.
CR7 masih memiliki standar yang sangat tinggi dan hebat untuk diajak bekerja sama. ”Saya kira pola pikirnya yang terlalu keras. Ia pernah berada di Man United. Ia pernah bermain di Portugal. Ia pernah berada di Madrid.
BACA JUGA:Testosteron Bikin Pogba Berantakan
Saya menyukainya karena ia tidak ingin standarnya turun. CR7 ingin standar orang lain meningkat. Dan, terkadang Anda kehilangan beberapa orang saat hal itu terjadi. Saya ingat saat-saat tertentu ketika ia mendorong dan menekan dengan keras. Ia tidak mendapat banyak reaksi atau respons. Di situlah muncul rasa frustrasi.
Ketika Anda berurusan dengan orang-orang top, yang penting adalah tentang mereka dan di mana mereka bisa menyelesaikannya dan bisa mencapainya. Mereka ingin melihat ke belakang dan berkata ’wow, berhasil’.
Dan ia mungkin menyadari, dan saya tidak tahu karena saya belum pernah berbincang dengannya, bahwa ia tidak bisa melakukan itu di Manchester United. Jadi, tantangannya ada di tempat lain,” sebut Phelan.
Ronaldo mungkin telah mencatatkan angka-angka yang mengesankan di periode keduanya, dengan 27 gol dalam 54 pertandingan. Namun, kepergiannya tidak diragukan lagi akan mencoreng warisannya di klub.
Kapten Portugal itu memberikan wawancara lengkap dengan Piers Morgan menjelang Piala Dunia Qatar. Di sana CR7 mengungkapkan rasa frustrasinya.