Biasanya gosip pun berhubungan erat dengan merendahkan orang lain yang dapat diketahui teman curhat atau lawan bicara. Padahal belum tentu gosipnya benar sesuai realitas yang terjadi pada orang yang digosipkan.
BACA JUGA: 3 Tanda Dirimu Toxic dalam Hubungan, Sadari dan Ubah Sekarang!
Gosip kerap kali menceritakan kehidupan pribadi dan privasi seseorang
Pembicaraan yang nyaman dan cenderung mengalir bisa berujung gosip. Padahal awalnya cuma curhat. Namun, sering kali naluri mendesak seseorang tanpa sengaja membahas orang lain.
Biasanya gosip dilakukan ketika seseorang berbagi cerita orang lain. Bisa juga di saat seorang memberikan informasi identitas sambil mengeluh tentang seseorang. Semua hal itu menampakkan diri mereka terlibat dalam gosip.
Sebaiknya ketika melakukan sesi curhat, hindari penyebutan identitas dan kehidupan orang lain. Lebih baik menanyakan solusi permasalahan dari sesi curhat itu. Bisa juga dengan meminta saran dan saling bertukar pikiran.
Gosip sering mengubah pendapat seseorang tentang orang yang digosipkan
Sesi curhat yang memiliki maksud baik, dapat berisiko berubah menjadi gosip. Di saat sedang curhat, ada keinginan mengubah pemikiran teman curhatnya.
Biasanya terjadi ketika dia ingin kelihatan orang yang lebih baik daripada orang yang digosipkan. Ataupun dia sedang mencoba meyakinkan teman curhatnya untuk selalu memihaknya daripada orang yang digosipkan.
Dengan kata lain, gosip yang dibuatnya selalu dianggap pembenarannya. Padahal bisa saja itu hanyalah desas-desus belaka. Tidak ada bukti konkret.
Ketika sudah mengetahui tanda-tanda pembahasan yang mengandung gosip, lebih baik dihentikan. Jangan diteruskan. Agar dapat membuat hubungan yang tidak merugikan satu sama lain. (Wehernius Irfon)