Ganjar Pranowo Sowan ke Pesantren Darul Ubudiyah Raudlatul Muta'allimin Surabaya

Jumat 22-09-2023,16:01 WIB
Reporter : Salman Muhiddin
Editor : Salman Muhiddin

Ini bukan kali pertama Ganjar berkunjung ke Surabaya. Sebelumnya, Ganjar juga mendatangi Balai Pemuda, serta Kampung Peneleh. Kala itu Ganjar mampir ke rumah kelahiran Bung Karno.

Surabaya menjadi salah satu daerah penting bagi Ganjar. Sebab PDIP yang mengusungnya menjadi partai penguasa di Kota Pahlawan. Sebanyak 15 dari 50 kursi di DPRD Surabaya milik partai berlogo banteng.

Tentang Ponpes Darul Ubudiyah Raudlatul Muta'allimin Surabaya

Pondok Pesantren Darul Ubudiyah Raudlatul Muta'allimin, yang terletak di perkampungan padat penduduk di Jalan Jatipurwo, Kelurahan Ujung, Surabaya.

Di sana mereka tetap setia mempertahankan tradisi pesantren salafiyah. Dilansir dari laduni.id, Pesantren itu merupakan salah satu dari sedikit pesantren di negeri ini yang menerapkan tradisi tersebut.

Di sini, para santri yang mondok memprioritaskan waktu mereka sepenuhnya untuk mempelajari ilmu-ilmu agama, seperti fikih, hadits, tafsir Al Quran, aqidah, dan tauhid.

Ponpes Darul Ubudiyah Raudlatul Muta'allimin didirikan oleh KH Muhammad Usman Al-Ishaqi pada tahun 1957.

BACA JUGA:Setelah Cak Imin Pergi, Yenny Wahid Berpeluang Besar Jadi Cawapres Prabowo atau Ganjar

BACA JUGA:Masa Jabatan Ridwan Kamil Berakhir, Dahlan Iskan: Cocok Dipasangan Ganjar agar Menang di Jabar

Saat berdiri, pesantren ini hanya memiliki 15 santri yang sebagian besar berasal dari kampung sekitar.

Namun, pada tahun 1963, dengan fasilitas yang terbatas, jumlah santri meningkat pesat menjadi 70 orang.

Kiai Usman, seperti yang diceritakan oleh para tokoh masyarakat setempat, memiliki sikap yang sangat dekat dengan semua lapisan masyarakat.

Hal ini disebabkan oleh sikapnya yang santun, ramah, dan supel kepada semua orang. Termasuk ke umat yang berbeda keyakinan.

Sikapnya yang menjaga perasaan orang lain membuat Kiai Usman sangat dihormati oleh masyarakat, bahkan oleh mereka yang memiliki kebiasaan minum minuman keras.

"Kiai Usman itu orangnya tidak pernah usil dan nyacat orang lain. Walaupun orang itu berbuat macam-macam, ayah saya tetap diam. Jadi, apa yang ditunjukkan oleh Kiai Usman itu adalah cerminan dari nilai-nilai Islam. Kesuksesan Islam di Indonesia, apa dengan cara kekerasan? Tidak. Dengan keluwesan yang ditunjukan oleh Wali Songo, termasuk Sunan Ampel, sehingga umat agama lain pun merasa damai," ucap Kiai Minnanurrohman dilansir dari laduni.

BACA JUGA:Inilah 17 Program Prioritas Bacapres Prabowo Menuju Indonesia Emas Tahun 2045

Kategori :