Bayi Tertukar di Bogor Sudah Pulang

Senin 25-09-2023,13:02 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Yusuf Ridho

Hasilnya, ketika bayi-bayi itu bertukar ortu dan otomatis bertukar rumah, para ortu jadi kerepotan. Sebab, bayi-bayi tersebut sangat rewel. Mereka tidak kerasan di situasi yang baru. Rumah baru, ortu baru, dan ASI baru (keduanya sama-sama minum ASI).

Dian: ”Malam pertama ia rewel terus. Malam kedua tetap rewel, tapi agak mending. Malam-malam berikutnya ia sudah biasa. Belum seminggu, ia sudah memanggil saya mama. Saya sangat senang dipanggil mama.”

Penyesuaian yang sangat cepat. Baik bagi bayi maupun para ortu. Tiga pihak sama-sama saling menyesuaikan. 

Cerita yang mirip terjadi di keluarga Siti. Diceritakan Siti, hampir dua pekan si bayi rewel. Siti sempat bimbang bertukar bayi. Maklum, dia sudah merawat menyusui bayi satunya lebih dari setahun.

Namun, tekadnya bertukar bayi sudah bulat. Dia dan suami berjuang keras menyesuaikan diri. Juga, berupaya keras merawat dengan kasih sayang bayi barunya itu. Akhirnya, si bayi bisa menyatu dengan ibu dan ayah. Si bayi sudah bisa memanggil mama dan papa.

Lantas, bagaimana sanksi buat RS Sentosa? Dian menjawab: ”Kami sudah laporkan ke polisi. Akibat kesalahan rumah sakit, kami jadi menderita. Bahkan, ibu saya syok, sakit gegara ketahuan bayi tertukar.”

Dian: ”Pihak rumah sakit sempat minta damai. Menawari kami, bahwa bayi kami disekolahkan sampai tamat SMA. Juga, pengobatan gratis sampai tamat SMA juga.”

Dian, juga Siti, menolak tawaran itu. Alasan Dian: ”Di Bogor sini sekolah SD sampai SMA negeri sudah gratis. Kesehatan juga sudah pakai BPJS. Gimana, sih? Tentu kami tolak. Kami tetap lapor polisi.”

Dian: ”Pihak rumah sakit kepada kuasa hukum saya (Binsar Aritonang) sempat menawari kompensasi Rp 100 juta. Tapi, tawarannya tidak langsung kepada saya. Ya, saya tetap menolak.”

Tawaran yang sama, dan penolakan yang sama, dilakukan Siti. Tapi, soal duit kompensasi Rp 100 juta, Siti tidak tahu. Dia menolak tawaran beasiswa sampai tamat SMA dan pengobatan gratis. Siti tetap lapor polisi.

Bagaimana tanggapan polisi? Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro kepada pers Jumat, 15 September 2023, mengatakan seperti ini.

”Kami masih mengumpulkan bukti. Kalau cukup bukti, ya kita tingkatkan ke penyidikan. Kita hati-hati dalam naik sidik dan penetapan tersangka. Makanya, saya tidak mau gegabah.”

Bukti hasil uji DNA silang di RS Bhayangkara, Bogor, jelas menyatakan bahwa kedua bayi itu tertukar. Tapi, polisi masih membutuhkan bukti-bukti lain.

AKBP Rio: ”Kasus ini bersifat lex specialis atau hukum yang bersifat khusus. Sehingga setidaknya harus ditemukan dua alat bukti yang kuat.”

Dilanjut: ”Saya harus bisa mencari dua alat bukti. Sehingga naik sidik atau tidaknya bergantung dari dua alat bukti. Insya Allah secepatnya akan saya umumkan.”

Kasus ini pertama di Indonesia yang ditangani polisi. Kasus serupa bayi Dewi dan Cipluk pada 1985 tidak diselesaikan di kepolisian, tetapi langsung menggugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Majelis hakim lalu menetapkan bahwa bayi itu tertukar dan harus ditukar. 

Kategori :

Terkait

Senin 25-09-2023,13:02 WIB

Bayi Tertukar di Bogor Sudah Pulang

Sabtu 02-09-2023,05:00 WIB

Akhir Drama Bayi Tertukar

Senin 28-08-2023,20:36 WIB

Tukar Bayi, Enam Bulan Jadi Sebulan

Sabtu 26-08-2023,17:11 WIB

Dag-dig-dug Tunggu Pertukaran Bayi

Selasa 22-08-2023,17:07 WIB

Bayi Rangkuti Memang Tertukar