SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pada 29 September 2023, 60 finalis Duta Budaya dan Pariwisata Religi Jawa Timur mengikuti pembekalan yang diberikan oleh Susiati dari Bidang Destinasi dan Pariwisata Pemprov Jatim.
Temanya Peta Potensi Budaya dan Pariwisata Religi di Jawa Timur. Susiati mewakili Dr Hudiyono, Kadisbudpar Pemprov Jatim. Dia memaparkan banyak hal terkait wisata religi yang tersebar di Jatim.
"Ulasan tentang wisata banyak membahas wisata alam saja. Sedangkan wisata budaya, religi jarang dibicarakan. Apalagi yang terkait dengan cagar budaya dan sejarah," ungkapnya.
Padahal, wisata budaya dan religi membuka potensi pemasukan ekonomi yang cukup besar.
BACA JUGA: Mengintip Karantina Finalis Duta Budaya dan Pariwisata Religi Jawa Timur 2023
BACA JUGA: MTQ Ke-30 Jatim 2023 dan Raker Apkesi: Tantangan Mengubah Wajah Wisata Religi di Kota Pasuruan
Apalagi terdapat berbagai budaya di Jatim. Mulai dari budaya Arek, Pandalungan, Mataraman, Osing, Madura dan sebagainya yang semua itu dapat menghasilkan daya tarik wisata. Terlebih, kunjungan wisata tertinggi adalah kunjungan ke makam atau ziarah.
Di Jatim, sebanyak 96,36 persen penduduknya beragama Islam. Keperluan ziarah ke makam adalah untuk memenuhi kebutuhan rohaniah mereka.
"Adanya kegiatan rutin di kalangan muslim di Jawa Timur. Seperti ziarah wali. Entah wali limo atau wali songo. Atau ke makam leluhur. Seperti di Gresik," ungkapnya.
Dia lalu menanyakan kepada para finalis tentang berbagai wisata religi di Gresik. Beberapa orang menjawab. Namun, beberapa lagi ada yang belum tahu.
"Ada makam Sunan Giri, makam Fatimah binti Maimun, juga ada budaya-budaya religi khas. Budaya juga termasuk salah satu wisata lo," terang perempuan 56 tahun itu.
Susiati memberi contoh tentang budaya Sandur yang bernuansa Islami yang lestari di Madura dan beberapa daerah lain. Ada pula tradisi maca serat Yusuf di Jember. Yakni kegiatan rutin membaca, menyenandungkan, dan mengkaji serat Yusuf.
“Itu adalah bagian dari pariwisata religi pula. Tentang bagaimana tradisi Islami itu masih terus ada di tengah kondisi serba modern seperti sekarang,” ungkapnya.
BACA JUGA: Menteri BUMN Erick Thohir Resmikan Masjid BSI Bakauheni, Jadi Gerbang Wisata Religi Lampung
Susiati berharap bahwa para duta budaya dan pariwisata religi itu mampu mendorong segala potensi yang ada di Jatim. Salah satunnya tentang program Wisata Halal.
"Seperti di Banyuwangi, ada pantai syariah. Wisata halal tak melulu makanan. Tapi juga kebersihan, ketersediaan fasilitas kesehatan serta tempat ibadah,” ungkapnya.
Susiati menyebutkan bahwa para duta itu telah memiliki wawasan yang baik soal budaya dan pariwisata religi. “Mereka sudah sangat siap. Hanya mungkin perlu pengayaan dan pendalaman lagi. Sebab pengetahuan tentang dunia pariwisata itu sangat luas,” katanya.
Grand final Duta Budaya dan Pariwisata Religi digelar atas kerja sama Disbudpar Jatim bersama Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur serta Bank Jatim, berlangsung pada 30 September 2023. (*)