Transformasi Pendidikan ala Prodi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner Unair

Senin 02-10-2023,06:00 WIB
Oleh: Anwar Ma'ruf*

BACA JUGA:Perubahan Jadi Tantangan Pendidikan Vokasi

Berdasar Peraturan Presiden Republik Indonesia No 82 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terdapat perubahan adanya Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. 

Salah satu program dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi adalah transformasi pendidikan tinggi vokasi yang tadinya banyak terdiri atas diploma 3 menjadi sarjana terapan.

Pada dasarnya, transformasi prodi D-3 paramedik veteriner menjadi program studi sarjana terapan teknologi veteriner dilakukan dalam rangka untuk menjawab kebutuhan akan sarjana terapan yang andal dan profesional dalam bidang teknologi veteriner dan peternakan. 

Itu meliputi kesejahteraan hewan, kesmavet, dan bioteknologi dalam pengendalian penyakit hewan untuk mewujudkan keamanan dan ketahanan pangan asal hewan.

Istilah berganti baju tidak semata-mata merepresentasikan adanya pengubahan nama ”diploma” menjadi ”sarjana terapan”. 

Lebih dari itu, transformasi bisa diimplementasikan secara menyeluruh dan komprehensif mulai visi dan misi, output dan outcome yang direncanakan, metode pembelajaran, sasaran, dan strategi yang diterapkan tentu diharapkan dapat diperbaiki agar bisa menjawab tantangan perubahan zaman. 

Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner Fakultas Vokasi Universitas Airlangga memiliki sasaran untuk menghasilkan lulusan yang profesional, unggul, dan inovatif. 

Profil lulusan prodi tersebut akan memiliki peran sebagai pranata laboratorium veteriner, quality control & quality assurance veteriner, supervisor kesehatan hewan, dan entrepreneur.

 

Esensi Transformasi Prodi Teknologi Veteriner

Intisari dari adanya transformasi Prodi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner Fakultas Vokasi Unair terletak pada metode yang diterapkan. 

Ada beberapa bentuk metode pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar prodi tersebut. 

Yakni, small group discussion (SGD), role play and simulation, case study, discovery learning, self-directed learning (SDL), cooperative learning (CL), contextual instruction (CI), project based learning and inquiry, dan problem based learning and inquiry

Sembilan metode itu menempa mahasiswa dengan penguasaan teori dan praktik. Artinya, mahasiswa diminta untuk tidak hanya belajar teori. 

Namun, mereka juga diharuskan untuk menyelesaikan proyek individual maupun kelompok sesuai bidang keilmuan yang sedang ditempuh. 

Kategori :