HARIAN DISWAY - Film Pengkhianatan G30S/PKI merupakan film yang mengisahkan detik-detik peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang membunuh para jenderal Indonesia.
Film berdurasi sekitar empat jam ini sukses besar dalam perfilman Indonesia. Dalam Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1984, film karya sutradara Arifin C. Noer memenangkan Piala Citra untuk kategori skenario terbaik.
Setahun kemudian, film Pengkhianatan G30S/PKI dinobatkan sebagai film unggulan terlaris periode 1984-1985. Sejak saat itu, pemerintah menjadikan film tersebut sebagai tayangan rutinan melalui stasiun TVRI.
Sebanyak 10.000 pemain dan figuran terlibat dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Berikut riwayat tujuh pemeran film Pengkhianatan G30S/PKI.
1. Sukarno
Umar Kayam saat memerankan Soekarno dalam film Pengkhianatan G30S/PKI-tvMuChannel-Youtube
Aktor pemeran Sukarno dalam film Pengkhianatan G30S/PKI ini adalah Umar Kayam. Dia adalah seorang guru besar Fakultas Sastra UGM. Pria kelahiran Ngawi pada 1932 ini dikenal sebagai akademisi, budayawan, dan kolumnis.
Meskipun Sukarno bukan sebagai pemeran utama di dalam film tersebut, Umar Kayam berhasil menunjukkan kepandaiannya dalam memainkan aktor.
Dia menggambarkan sang proklamator sebagai pemimpin yang gontai akibat riuhnya situasi politik. Wibawanya mulai pudar seiring rambutnya yang mulai menipis.
Kepada Rosihan Anwar dalam Sejarah Kecil: Petite Historia Indonesia Jilid 5, dia menceritakan bahwa para pembantu rumah tangga di Istana Bogor terkejut melihat penampilan Umar Kayam yang mirip Sukarno setelah dirias.
2. Soeharto
Amoroso Katamsi saat memerankan Soeharto dalam film Pengkhianatan G30S/PKI-tvMu Channel-Youtube
Selanjutnya adalah Soeharto yang diperankan oleh Amoroso Katamsi. Dia adalah seorang dokter jiwa di Angkatan Laut dengan pangkat letnan kolonel.
Aktor kelahiran Jakarta pada 1940 ini sukses memerankan Soeharto dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Dia berhasil meraih nominasi pemeran utama pria terbaik dalam FFI 1984. Keberhasilannya tersebut membuat dia dikenal dekat dengan keluarga Cendana.
Amoroso berhasil meraih penghargaan tersebut tidak terlepas dari film yang diperankannya. Dalam film Pengkhianatan G30S/PKI, Amoroso memerankan Soeharto sebagai tokoh protagonis yang kalem, tetapi sigap bertindak.
Dia berpenampilan seorang tokoh berjiwa pahlawan saat berinisiatif mengambil alih pimpinan AD ketika mendengar kup Dewan Revolusi yang disiarkan RRI. Bahkan, dia berani membantah Sukarno yang lebih memilih Jenderal Pranoto sebagai pimpinan AD.
Selain itu, Soeharto menampilkan sisi heroiknya kembali saat memimpin penggalian lahan penguburan enam jenderal di kawasan Lubang Buaya dan menjadi juru bicara kepada publik.
Dalam salah satu edisi majalah Panji Masyarakat tahun 1998, Amoroso merasa ada sesuatu yang kurang seimbang dalam sosok Soeharto. Menurutnya, posisi Soeharto mendapatkan porsi yang lebih banyak dibandingkan tokoh lainnya.
“Dilebih-lebihkan sih tidak, cuman porsinya lebih banyak dibanding yang lain,” kata Amoroso dikutip dari lama n Historia.
3. DN Aidit
Syu’bah Asa saat memerankan DN Aidit dalam film Pengkhianatan G30S/PKI-tvMu Channel-Youtube
Salah satu tokoh antagonis dalam film Pengkhianatan G30S/PKI adalah DN Aidit. Tokoh ini diperankan oleh Syu’bah Asa, seorang anggota Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1970-an.
Namun, masyarakat mengenal dia sebagai sastrawan dan jurnalis senior Tempo. Kemudian, dia juga seorang pemimpin redaksi Editor, lalu pindah ke Panji Masyarakat.
Salah satu adegan Aidit dalam film tersebut yang paling nyentrik adalah kebiasaannya dalam mengisap rokok. Padahal dalam kehidupan nyatanya, Aidit menghimbau dalam resolusi partainya agar para kader PKI tidak merokok dan mengalokasinya untuk biaya kongres partai.
Murad Aidit, adik DN Aidit, mengatakan bahwa keluarganya tidak ada seorang pecandu rokok. Bahkan, ayahnya tidak pernah atau jarang sekali merokok.
“Dalam film itu diperlihatkan seolah-olah DN Aidit merupakan pecandu rokok yang hebat. Aku dan teman-temanku selalu tersenyum kalau melihat adegan ini, karena DN Aidit merupakan orang yang tak pernah merokok,” kata Murad dalam Aidit Sang Legenda, dilansir dari laman Historia.
4. Untung Sjamsuri
Bram Adrianto saat memerankan Untung Sjamsuri dalam film Pengkhianatan G30S/PKI-tvMu Channel-Youtube
Pimpinan militer Gerakan 30 September adalah Letnan Kolonel Untung Sjamsuri. Dia adalah komandan batalion Tjakrabirawa. Letkol Untung ini diperankan oleh Bram Adrianto.
Dia adalah seorang aktor kelahiran 1942 yang memiliki karier dalam bidang kesenian. Bram adalah seorang anggota teater Wijaya Kesuma pimpinan Rendra Karno. Dia juga menekuni minat lain sebagai wiraswasta dan pelukis.
Nama Bram mulai terkenal semenjak berperan dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Dalam film tersebut, Untung digambarkan sebagai sosok yang berada di bawah pengaruh Aidit sebagai perwira progresif revolusioner.
5. Sarwo Edhie Wibowo
Didi Sadikin saat memerankan Sarwo Edhie Wibowo dalam film Pengkhianatan G30S/PKI -tvMu Channel-Youtube
Dalam film Pengkhianatan G30S/PKI, Sarwo Edhie Wibowo berperan dalam merebut stasiun RRI yang dikuasai pasukan Gerakan 30 September. Tokoh ini diperankan oleh Didi Sadikin yang pada saat itu tercatat sebagai kapten Koppasandha (Kopassus saat ini).
Kolonel Sarwo Edhie Wibowo digambarkan sebagai sosok tentara berbaret merah yang gagah dan tampan. Dia mendapatkan perintah dari Mayjend Soeharto untuk merebut stasiun RRI.
Kolonel Sarwo Edhie pada saat itu menjabat sebagai komandan Resimen Pasukan Khusus Angkatan Darat (RPKAD) sebagai cikal bakal Kopassus. Dia dikenal sebagai orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan korban tak bersalah saat penumpasan anasir PKI di Indonesia.
6. Johana Sunarti
Arzia Dahar atau Ade Irawan saat memerankan Johana Sunarti dalam film Pengkhianatan G30S/PKI-tvMu Channel-Youtube
Istri Jenderal Nasution, Johana Sunarti ini diperankan oleh Arzia Dahar atau Ade Irawan. Dia adalah artis yang banyak bermain di dunia perfilman dan sinetron.
Meskipun hanya tampil singkat, karakter Sunarti digambarkan sebagai sosok yang epik.
Salah satu kalimat epik yang keluar dalam adegan film Pengkhianatan G30S/PKI adalah ketika pasukan Gerakan 30 September datang untuk membunuh Nasution, tetapi justru malah membunuh anaknya.
“Pak Nasution, beliau di Bandung, sudah tiga hari di Bandung. Kalian datang kesini cuma untuk membunuh anak saya!” ucap Sunarti.
Sunarti digambarkan sebagai sosok yang tegar ketika anaknya yang dia gendong, Ade Irma bersimbah darah terkena tembakan.
Dia juga memiliki keberanian dalam menghadapi gerombolan pasukan Tjakrabirawa agar Nasution dapat melarikan diri ke belakang rumah.
7. Ade Irma Suryani Nasution
Henneke Adinda Tumbuan atau Keke saat memerankan Ade Irma Suryani Nasution dalam film Pengkhianatan G30S/PKI-tvMu Channel-Youtube
Kali ini adalah sosok kecil yang malang, Ade Irma Suryani Nasution, salah satu korban pembunuhan Gerakan 30 September. Ade Irma saat itu diperankan oleh Henneke Adinda Tumbuan atau Keke.
Keke adalah putri dari pasangan artis ternama Rima Melati dan Frans Tumbuan. Saat ini, dia lebih aktif sebagai sineas di balik layar.
Ade Irma Suryani Nasution, putri bungsu dari Jenderal Nasution, tertembak oleh tentara Tjakrabirawa saat berusia lima tahun. “Engkau gugur sebagai perisai ayahmu,” ucap Nasution untuk mengenang Ade Irma.