El Nino Bikin Musim Hujan di Surabaya Telat, Ini Penjelasan BMKG Tanjung Perak

Minggu 08-10-2023,20:58 WIB
Reporter : Dewi Aisyah Alya
Editor : Taufiqur Rahman

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Fenomena El Nino memberi imbas pada musim hujan di Indonesia yang diperkirakan turun pada Bulan November. Hujan yang lazimnya terjadi pada bulan Oktober kini harus tertunda satu bulan lamanya. 

Menurut jadwal normal, pada tahun ini masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan di Indonesia terjadi di bulan September, Oktober, hingga November. 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak, Surabaya mengeluarkan prediksi bahwa untuk wilayah Jawa Timur mulai memasuki musim penghujan di bulan November. 

BACA JUGA:Kapan Mulai Turun Hujan? BMKG Prediksi El Nino Masih Berlangsung Hingga Akhir Tahun, Namun Angin Barat Mulai Masuk Akhir Bulan Ini

Musim hujan terus berlangsung hingga puncaknya terjadi pada bulan Desember, Januari, dan Februari. 

Pemicu utama musim penghujan lazimnya disebabkan adanya perubahan angin yang awalnya muson timur bertiup dari Australia ke Asia menjadi muson barat yang bertiup dari Asia ke Austaralia. 

Pada Bulan Oktober ini, angin muson timur masih mendominasi wilayah selatan Indonesia.  Namun seiring berjalannya waktu, muson Australia yang kering akan mulai digantikan dengan muson Asia yang membawa banyak uap air. 

Sehingga wilayah-wilayah Indonesia yang dilewati akan mulai terjadi hujan. Meski demikian, fenomena El Nino di lautan Pasifik bukan hanya berdampak pada panasnya suhu di sekitar. Namun, juga telat datangnya musim penghujan. 

Gede Gangga, prakirawan cuaca BMKG Tanjung Perak, Surabaya menyebut bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami El Nino di tingkat yang moderate. Kondisi ini diperkirakan terjadi hingga awal 2024.

BACA JUGA:Kabar Gembira! BMKG Nyatakan Musim Kemarau Kering Mulai Pergi pada Akhir Oktober 2023

“Kondisi ini bisa mengurangi curah air di musim penghujan dibandingkan musim penghujan umumnya atau bahkan berdampak sampai kering dan panasnya udara,” ujarnya.  

Walaupun belum dilanda hujan, Surabaya kerap diberi harapan palsu dengan datangnya mendung di pagi hari. 

Mendung ini dikategorikan gangguan cuaca yang dipengaruhi oleh faktor meteorologis. Yakni Indonesia masa ini sedang dilalui gelombang equatorial, gelombang rossby, yang membawa massa udara dan massa uap air yang berpotensi menyebabkan hujan.

Namun kata Gangga, efek dari gelombang rossby belum tentu bisa memicu terjadinya hujan, tetapi hanya mendung tebal. 

Begitupun sebaliknya apabila massa uap air yang dibawa cukup banyak maka akan terjadi hujan. “Karena pada tahun-tahun sebelumnya ada masa di mana musim hujan masih turun namun angin timuran membawa uap kering, sehingga uap air menguap dan tidak bisa membentuk awan yang lebih tebal atau gagal hujan,” pungkas Gangga.(*)

Kategori :