PARA dosen FISIP Unair berfoto di Kota Tua Melaka, Malaysia. -Humas Unair-
Tindakan kita ditentukan pikiran diri sendiri. Healing, bagi dosen FISIP Unair, tidak hanya berarti jalan-jalan dan piknik. Namun, lebih dari itu, healing adalah sebuah proses penyembuhan psikologis jiwa, perasaan, dan batin seseorang.
Healing time adalah waktu penyembuhan. Jadi, healing time merupakan waktu istirahat yang perlu dialokasikan dan dilakukan untuk menyembuhkan diri agar kita siap beraktivitas kembali dengan semangat yang sama dengan semula.
Selama healing, para dosen bersama-sama saling menghibur diri, bersenda gurau dengan bebas, mencari ketenangan batin yang tidak dibebani tugas-tugas kantor, dan berusaha menjernihkan kembali pikiran yang mungkin jenuh atau dipenuhi dengan beban tugas yang tak kunjung selesai.
Berbeda dengan refreshing, healing diharapkan memberikan manfaat yang lebih berjangka panjang. Manfaat yang dirasakan setelah kita refreshing biasanya lebih cepat terasa, tetapi bersifat sementara. Sebaliknya, healing yang dilakukan dosen FISIP Unair dapat bermanfaat untuk menggambarkan proses penyembuhan dari kejenuhan, rasa bosan, dan hal-hal yang membebani.
Kegiatan yang sepele, mislanya, berfoto bersama, bagi orang-orang yang melakukan healing bisa saja menjadi momen yang mengesankan. Ketika kami berfoto bersama di kawasan Red Square Melaka, misalnya, kegembiraan tampak jelas tergambar di wajah kami.
Kawasan merah itu adalah landmark Melaka yang terdiri atas bangunan-bangunan peninggalan sejarah zaman kolonial dengan warna yang khas, merah. Bangunan-bangunan otentik yang menarik seolah menghapus cuaca panas yang menyengat.
Semua gembira karena dapat kumpul bersama. Teriakan dan celoteh yang lucu kerap terlontar: membuat kami semua tertawa gembira. Sungguh healing adalah suasana yang membuat pikiran kami semua kembali segar.
Sepanjang mengisi acara liburan di Malaysia, kami berkunjung ke berbagai daerah wisata. Selain menyaksikan keunikan Kota Melaka yang ikonik, kami berkunjung ke mal-mal besar di kawasan Bukit Bintang dan kawasan food street yang dipenuhi makanan dan buah-buah segar yang menggoda.
Selama di Kuala Lumpur, sebagian dosen yang masih sehat dan tidak memiliki penyakit kolesterol mencicipi durian musang king yang terkenal itu. Dosen-dosen yang sudah berusia kepala lima atau enam biasanya hanya merasakan bau sedap durian –tanpa berani mencicipinya. Menyaksikan sebagian kolega yang menikmati durian musang king memang benar-benar menggoda.
Alumni
Di Malaysia kami sempat bertemu dengan salah seorang alumni kami dari Malaysia. Ia adalah mahasiswa angkatan 1990-an yang lulus dari FISIP Unair yang tergolong sukses kariernya di Malaysia. Pada 1990-an, ada cukup banyak mahasiswa asal Malaysia yang kuliah di FISIP Unair.
Mereka kebanyakan adalah orang-orang yang sukses karirnya di Malaysia. Ada alumni yang bekerja sebagai dosen di berbagai PT terkenal di Malaysia. Sebagian ada pula yang sukses bekerja di jajaran aparatur pemerintahan Malaysia. Bahkan, ada yang menduduki jabatan tinggi.
Yang menggembirakan adalah mereka tidak lupa pada almamaternya. Ketika kami, para dosen, berkunjung ke Malaysia, salah seorang alumni yang sukses menduduki jabatan tinggi pun bersedia hadir dan menemui para dosennya.
Makan bersama dan berbincang dengan alumni kami yang ada di Malaysia adalah momen yang berharga. Suasana persaudaraan dan rasa kangen layaknya sahabat yang lama tidak bertemu membuat reuni tipis yang terjadi terasa sangat mengesankan.