SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kota Surabaya tidak pernah kehabisan stok seniman dan musisi. Terbaru, pasangan suami-istri Julian Romadhon dan Suko Kinasih. Sejauh ini keduanya telah merilis empat single.
Bertema musik pop dan balada. Itu merupakan hasil dari dua selera yang berbeda. Julian dengan musik rock dan metal, sedangkan Suko cenderung menggemari balada dan tradisi.
BACA JUGA: Mengapa YouTube Music Jadi Penjelajahan Musik Digital yang Seru Buat Penggunanya?
Bagi Julian dan Suko, single-single itu merupakan cerminan rasa yang melebur. Mereka menamakan grupnya: Setidaknya Berkarya yang diproduseri Julian. "Kami tampil dengan genre yang berkutat dalam pop dan balada. Tapi tetap dalam bingkai nasionalisme," ujar Julian.
Produksi single tersebut dikerjakan oleh Setidaknya Berkarya dan P5Pro Studio Surabaya. Sedangkan penggarapan video klip dan desain cover dikerjakan oleh Julian sendiri.
Suko Kinasih (kiri) dan Julian Romadhon (kanan), musisi Setidaknya Berkarya, bersama puteri mereka, Puan Kinasih. -Timotiy-
Materi single mereka memiliki varian nada yang mudah diterima semua kalangan. Terbaru, single mereka berjudul Nusantara Jaya, telah dirilis pada 11 Oktober 2023.
"Musiknya kami buat sesederhana mungkin. Karena saya rasa orang-orang sudah lelah mendengarkan kerumitan yang ada di sekitar," katanya, saat dijumpai di kantin Taman Budaya Jawa Timur.
Lagu Nusantara Jaya merupakan sebuah upaya untuk menyerukan persatuan. Sebab dengan persatuan dan kesadaran cinta tanah air, maka Nusantara akan jaya. Akan jadi tangguh dan besar.
BACA JUGA: Dua Personel Grup Musik Dara Puspita Kenang Mendiang Lies A.R
Suko menyebut, semua single yang diciptakan memiliki cerita masing-masing yang terinspirasi dari realita yang ada. "Nusantara Damai. Single pertama yang kami rilis, terinspirasi dari kegelisahan saya terhadap situasi bangsa yang begitu mudah terpecah belah," ujarnya.
Pun maraknya paham radikalisme yang berpotensi memecah belah. Nusantara Damai ditulis pasca tragedi kemanusiaan bom Surabaya 2018. Selain Nusantara Damai, terdapat lagu Everyone is Unique.
"Untuk Everyone is Unique, single itu tercipta saat anak kami, Puan Kinasih, dengan cemas bertanya: kenapa tragedi kemanusiaan itu bisa terjadi?," ujar Suko.
"Ya, dia belum mengerti. Kami pun bingung menjelaskannya," sahut Julian. Ketika itu ia mencoba menjawabnya dengan bahasa sederhana pada puterinya.
Bahwa ada kelompok manusia yang tidak suka perbedaan. Padahal, Tuhan menciptakan semua mahluk berbeda-beda. "Tuhan pun menganugerahkan cinta dalam hidup ini dan di hati setiap orang. Semua unik dengan ciri khasnya masing-masing," tambahnya.
BACA JUGA: Sparkling Kalimas Jazz: Penampilan Musik Jazz, Wisata Kuliner, hingga Wisata Perahu
Mereka memberi contoh sederhana: Puan rambutnya lurus. Temannya Puan, Ivana, berambut keriting. Tapi dua-duanya cantik. Puan ke Sekolah Minggu, Ivana mengaji di Musala.
"Tapi saat Puan dan Ivana berdoa bersama di meja makan, itu sangat indah. Contoh lain, Puan matanya lebar. Bastian matanya sipit, tapi dua-duanya seru. Semuanya istimewa," ungkap Suko.
Single selanjutnya berjudul Rindu Antara Kau dan Aku. Bercerita tentang kerinduan. Rindu ketika bercengkerama sembari mensyukuri keindahan alam. Rindu ketika keduanya selalu bergandengan erat seakan tak pernah terpisahkan.
"Bisa dimaknai dengan situasi saat ini menjelang pesta demokrasi. Rasa persatuan kita akan luntur jika genggaman persaudaraan tidak dipererat," terangnya.
Bagaimana proses penciptaan single tersebut? Julian menjawab, "Sederhana. Sekadar iseng genjrang-genjreng sekeluarga, lalu tak sengaja menemukan nada-nada ringan yang cocok."
Bisa juga ketika Suko diam-diam bersenandung, lantas Julian yang mencari kordnya. Setelah jadi, soal komposisi musiknya mereka diskusikan dengan musisi Faiz Alhabib dari Java Rock di P5Pro Surabaya. "Kalau sudah fix, sesuai, baru kami merekamnya," ucap Suko.
Selain bersama Setidaknya Berkarya, Julian dan Suko tergabung dalam dua kelompok musik. Yakni Atas Nama Bangsa, kelompok musik akustik yang konsisten membawakan lagu-lagu daerah dan nasional.
BACA JUGA: Kolaborasi Yoga dengan Plantasia di Hotel JW Marriott, Musik Meditatif dari Tanaman
Serta aktif bersama Komunitas Seni Jajan Pasar yang kental dengan musik tradisi kontemporer. Duo tersebut masih punya single lain yang belum dirilis. Mereka sedang dalam proses penyiapan yang tentu -seperti halnya proses kreatif- memakan waktu.
Seperti namanya, Setidaknya Berkarya berkomitmen untuk terus berkarya. Entah melalui musik, teater, puisi, film, seni rupa dan berbagai jenis kesenian lainnya.
"Karena dengan berkarya, hidup akan bergairah dan bermanfaat. Dengan berkesenian, kami menemukan cara yang tepat untuk curhat," pungkas Julian. (*)