SURABAYA, HARIAN DISWAY – PT Avia Avian Tbk (Avian Brands), s alah satunya market leader di industri cat tanah air, terus mencoba mencatatkan pertumbuhan yang positif.
Tahun ini pihaknya terus melakukan segala cara untuk bisa mencatat pertumbuhan di kisaran 8-12 persen.
Hal itu diungkapkan Wakil Direktur Utama Avian Brands Ruslan Tanoko dalam peluncuran dua produk baru di Sidoarjo, pada 10 Oktober 2023 lalu.
BACA JUGA: Dahsyat, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Selalu di Atas 5 Persen Selama 7 Kuartal
Bahwa pertumbuhan kinerja perusahaan sebenarnya masih on track dengan target yang dipasang. Tapi dia belum bisa menebak bagaimana arah pembelian cat pada kuartal IV ini.
Pihaknya masih harus melihat bagaimana pesta demokrasi yang akan berjalan dalam waktu dekat. “Kalau misalnya tidak ada keributan kami yakin bisa mencapai pertumbuhan nilai penjualan sekitar 8-12 persen dan volume sekitar 2-6 persen,’’ katanya.
Untuk memenuhi target tersebut, pihaknya memang harus berupaya keras menghadapi persaingan. Pasalnya, pendapatan tahun lalu sudah turun tipis Rp 6,7 triliun.
Apalagi populasi pabrik cat di Indonesia mencapai lebih dari 200 unit. Dari sana, 100 merupakan pabrik ilegal.
Di tengah persaingan tersebut, pihaknya bisa menjadi market leader dengan kontribusi sebanyak 20 persen dari total industri cat dekoratif dan pelapis di Indonesia.
Ranking itu disusul oleh Nippon Paint dengan kontribusi 15 persen; Akzo Nobel 12 persen; dan Propan Jaya 11 persen.
’’Di tengah pasar yang sudah jenuh, satu-satunya cara memang merebut marketshare dari pemain lain. Memang hal itu memang tak mudah mengingat setiap daerah pasti ada pemain kuat,’’ terangnya.
Salah satu yang dilakukan adalah peluncuran produk untuk mengincar ceruk pasar yang baru. Salah satunya, dua produk yang baru diluncurkan. Baik cat dekoratif interior dan cat anti bocor diluncurkan untuk mengincar pasar medium ke bawah.
Marketing Manager No Drop Basic Avian Brands Suyanto mengatakan, pihaknya memposisikan produk pelapis anti bocor untuk konsumen yang ingin pelapis dengan harga yang lebih terjangkau.
Di sisi lain, kualitas tetap harus dijaga. ’’Perbedaannya cukup banyak yakni 16 persen dari harga No Drop yang normal. Bedanya, memang daya tahan sekitar 4 tahun sedangkan yang normal 7 tahun,’’ paparnya.
BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sesuai Proyeksi