“Pemikiran anak-anak harus diubah. Sehingga mereka menyadari bahwa membawa sajam menjadi lebih keren adalah pemikiran yang tidak tepat,” kata perempuan asal Jayapura, Papua itu.
Olin menyadari, tidak mudah untuk mengubah pemikiran dan perilaku para remaja tersebut. Untuk itu, kata Olin, diperlukan sarana bagi mereka.
“Mereka perlu kegiatan atau aktivitas lain, yang bisa meningkatkan harga diri mereka seperti waktu mereka membawa sajam,” paparnya.
“Itu yang perlu dilakukan lebih lanjut. Misalnya anak-anak ini dikasih kepercayaan untuk melakukan sesuatu, atau mereka juga mendapat penghargaan dari yang mereka lakukan,” imbuhnya.
Saat mereka dilatih untuk berprose, lingkungan mereka tetap mencarikan solusi buat mereka.(*)