Makin jauh dari ngantuk, penonton siap lanjut terus. Giliran lagu Nemen milik Gilga Sahid dan Vayz Luluk yang dipilih. Suasana semakin ambyar. Apalagi liriknya banyak yang relate dengan kisah asmara anak muda sekarang.
Penonton yang masih remaja terlihat antusias ikut bernyayi di lagu ini. “Usahaku wes ra kurang-kurang. Gematiku wes pol-polan. Pas aku dolan jebul ketemu kowe neng dalan. Kowe konangan gendakan”. Demikian bagian liriknya yang berhasil membuat kaum hawa bersorak.
Selanjutnya terdengar intro yang langsung diikuti penonton. Tiupan saxophone Ucox yang mengawali membuat penonton menyanyi duluan sebelum memasuki bait awal. Mereka hafal lirik lagu Ikan dalam Kolam milik Elcorona Gambus. Ambyar!
Momen ambyar kembali terjadi saat Ruth dan Reeya tiba-tiba mengganti lirik yang seharusnya “bila mata tertuju pada gadis pendiam” menjadi “bila mata tertuju pada suami orang”. Spontanitas itu lantas menggugah ibu-ibu untuk langsung berteriak.
Hentakan khas dangdut yang bercampur dengan melodi dan harmoni jazz tidak asing didengar. Lagu terakhir dibawakan. Kali ini mengakhiri gelaran Ambyaran Jazz, dipilih Rungkad yang dipopulerkan Happy Asmara.
Jelas makin tak asing karena lagu ini pernah ramai dibawakan Putri Ariani di Istana Negara pada HUT ke-78 RI yang lalu.
Phoenix Lounge, M Floor, The Alana Surabaya, tampak dipenuhi penonton Ambyaran Jazz, di antaranya dari Etor yang tengah menggelar tasyakuran posko pemenangan. -Wafiqul Azizah/HARIAN DISWAY-
Menurut Assistant Marcom Manager The Alana Surabaya Sharfan Armanda Hashfi, Ambyaran Jazz yang disuguhkan FJC menunjukkan jika ambyaran dalam jazz sangat menarik untuk disuguhkan buat tamu-tamu hotel dari berbagai kalangan.
“Apalagi buat FJC, penggabungan antara irama jazz dan ambyaran ini jadi hal yang biasa bagi mereka,” katanya. Ya, FJC memang sering mengolaborasikan jazz dengan berbagai genre. Ambyaran, rock, dangdut, DJ, bahkan ludruk.
“Kita sudah terbiasa berkolaboasi. Dengan siapa pun bisa. Asal kita tetap bertanggung jawab terhadap jazz. Tidak sampai menghilangkan harmoni dan melodinya,” terang Ucok.
Ia berharap dari acara ini, para jazzer makin lebih berani untuk mengenalkan dan mencoba mengaransemen jazz dengan aneka musik yang sedang tren sekarang.
Agar eksistensi jazz di industri musik tidak ketinggalan. “Semoga ini menjadi arah yang positif untuk jazz di Surabaya makin maju,” pungkas Ucok. (Heti Palestina Yunani-Wafiqul Azizah)