SURABAYA, HARIAN DISWAY – Sesuai tema, Irama Muda Mudi. Partisipannya adalah anak muda. Mengudara adalah nama giatnya. For Art Movement (FAM) adalah sebutan gerakannya. Memperingati bulan bahasa di malam yang akan beranjak untuk menyambut Hari Sumpah Pemuda esok harinya.
Dipelopori oleh kelompok kesenian Bengkel Seni Manyar Jaya, timbullah inisiatif untuk melestarikan kesenian di bidang teater, musik, sastra, dan rupa.
Acaranya berlangsung pada Jumat, 27 Oktober 2023 di Kopi Baik Pucang, Surabaya. Giat pendobrak seni yang dihadiri oleh anak muda di bawah 30 tahun ini, turut mengundang tetuanya untuk saling berbagi. Bukan uang, tapi ilmu perihal seni.
BACA JUGA:Sambut Hari Kota Dunia, Pameran Lukisan Beyond Vision: Budaya Turut Membangun Kota
“Walaupun yang mengisi sudah tidak lagi muda, kami ingin menunjukkan bahwa pergerakan seni sudah mulai luntur, sehingga membutuhkan irama muda-mudi untuk menggerakkannya kembali,” terang pendiri Bengkel Seni Manyar Jaya, Oki Tama.
Oki menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk terus mengudarakan kesenian di atmosfer kaum muda Surabaya. Harapannya, setelah acara ini kaum muda bisa tetap terinspirasi untuk menjaga dan melestarikan kesenian negeri.
Sejumlah 5 bintang tamu senior turut diundang dalam gelaran volume 1 kali ini. Mereka menampilkan keahlian seni di bidangnya masing-masing.
Potret Heti Palestina yang berpuisi tentang Palestina dengan judul Kau Terbuat Dari Apa?-Ma'ruf Zaky/HARIAN DISWAY-
Heti Palestina seorang pegiat seni rupa dan juga jurnalis. Sigit Wicaksono seorang musisi indie di Surabaya. K-Conk yang merupakan aktor teater kenamaan STKW, dan Pegiat Sanggar Lidi Surabaya Totenk MT.
Sebuah lantunan puisi garapan Heti Palestina tentang Palestina menjadi pembuka. Judulnya “Kau Terbuat dari Apa?”. Ia menceritakan awal mulanya mendapat inspirasi dari melihat foto CNN tentang tantara Israel yang berusaha menangkap bocah laki-laki Palestina yang masih berusia 11 tahun.
“Karena nama saya Palestina, spirit juang saya tumbuh atasnya,” ujar Heti sebelum memulai. Tanpa aba-aba ia menggelegarkan bait pertamanya dengan lantang. Membuat seluruh muda mudi langsung fokus padanya.
Karya yang ia buat pada 19 Desember 2017 ini seolah mewakili pikirannya yang terheran dengan perlakuan Israel kepada Palestina. Menilik huru-hara yang sedang riuh sekarang, Jurnalis Harian Disway itu memilih puisi ini kembali ia suarakan.
Seni musik mengisi acara selanjutnya. Kali ini musisi indie yang telah mengudara di Surabaya selama 5 tahun membawakan 3 buah lagu karyanya. Identik dengan muda-mudi, tentang romansa.
Sigit Wicaksono memetik gitarnya sambil melantunkan aliran musik indie diiringi tabuhan kajon temannya. Membuat kepala penontonnya manggut-manggut mengikuti irama.