BACA JUGA: Serukan Halloween, Yuk Bertemu Valak dalam Fun Histeria Package di The Grand Taman Safari Prigen
Namun Paus Gregorius III juga menetapkan perayaan tradisi khusus yang lebih diminati masyarakat. Namanya All Hallows Eve. Digelar pada 31 Oktober, tepat semalam sebelum All Saints Day.
Tradisi All Hallows Eve kian populer saat para imigran Irlandia mendarat di Benua Amerika. Bahkan, tradisi tersebut dapat menembus masarakat Amerika yang memeluk Kristen Protestan dengan kuat dan kaku.
Eh, sekarang malah AS menjadi kiblat perayaan Halloween.
BACA JUGA: Pesta Halloween, Heidi Klum Jadi Cacing Gendut
Simbol Labu Lentera
HAPPY Halloween! Ini sejarah dan asal usul Haloween yang dirayakan meriah setiap 31 Oktober.-Getty Images-via AFP
Tidak afdol bila merayakan Haloween tanpa kehadiran ornamen labu lentera. Labu terang menyala yang diukir seram tersebut diyakini dipopulerkan oleh Irish Jack. Imigran Irlandia yang sukses membawa nama besar tradisi Haloween di benua Amerika.
Tradisi mengukir labu tersebut dilakukan sebagai bentuk pengusiran roh halus yang berniat jahat. Labu itu biasa diletakkan di dekat pintu rumah atau jendela. Dengan konsep seperti itu, roh-roh jahat diyakini tidak akan berani memasuki rumah.
BACA JUGA: Halloween ala Hotel Wyndham Surabaya
BACA JUGA: Horror Halloween
Tradisi Trick or Treat
HAPPY Halloween! Ini sejarah dan asal usul Haloween yang dirayakan meriah setiap 31 Oktober.-Pexels-
Akibat campur tangan besar para imigran Irlandia, kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan pun turut menciptakan tradisi baru dalam perayaan Haloween.
Sebut saja dengan kebiasan yang mereka lakukan saat baru tiba di Amerika tersebut. Tentu bisa tergambarkan kondisi mereka yang masih minim.
Datang ke Amerika tanpa bekal apa pun, mereka menggunakan momentum Halloween untuk mencari sumbangan makanan atau uang. Jadilah mereka mengetuk pintu ke pintu untuk meminta uluran tangan.