Mengenal Tradisi Bertani dan Minum Teh di Yunnan, Tiongkok

Selasa 07-11-2023,01:00 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Kota Pu'er di Yunnan, Tiongkok, terkenal dengan budaya bertani teh pu'er dan tradisi minum teh. Dilansir chinadaily.com, terdapat seorang petani pelestari teh tersebut. Namanya Li Xingchang.

Saat matahari terbit di atas perkebunan tehnya di daerah Ning'er di Pu'er, provinsi Yunnan, Li Xingchang berjalan berkeliling mengamati daun dan mencium aromanya.

September adalah waktu panen, dan Li memperlakukan setiap pohon dengan lembut, seolah pohon itu adalah anaknya sendiri.

Pria berusia 69 tahun itu telah menghabiskan hampir empat dekade menanam dan membuat teh.

BACA JUGA: Ambil Potensi Alam Desa Kebontungul, UBAYA dan UKMWS Bikin Kukis dan Teh dari Daun Jati

Teh Pu'er juga disebut sebagai "teh upeti", karena pernah diproduksi untuk digunakan secara eksklusif oleh keluarga kerajaan pada masa Dinasti Qing (1644-1911).


Mengenal tradisi bertani dan minum teh di Pu'er, Yunnan, Tiongkok. Li Xingchang, pewaris keluarga teknik pembuatan teh upeti Pu'er.-Gao Long-chinadaily.com.cn

“Sejak saya mulai membuat teh, saya merasa itu adalah bagian dari hidup saya. Seluruh hidup saya terlibat dengan teh Pu'er,” kata Li, sebagai pewaris tradisi keluarga dalam pembuatan teh Pu'er.

Pada November, teknik pengolahan teh tradisional Tiongkok dan praktik sosial yang terkait dengannya dimasukkan dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan UNESCO. Termasuk pula jenis teh pu'er.

Keluarga Li mulai membuat minuman teh pu'er atau "teh penghormatan Pu'er" pada masa pemerintahan Kaisar Yongzheng (1723-35). Ia kini menjadi generasi kedelapan yang mewarisi keahlian turun-temurun itu.

Ketika Li masih kecil, ia pergi ke perkebunan bersama orang tuanya untuk membantu mereka memetik daun saat panen. Dengan sejarah beberapa ratus tahun, perkebunan kuno itu adalah taman bermainnya.

Sebagian besar kenangan masa kecilnya terkait dengannya, seperti memanjat pohon teh dan bermain-main dengan teman-temannya.

Pada tahun 1987, Li mulai belajar cara membuat teh penghormatan Pu'er dari ibunya, yang menurutnya sangat ketat. Dari penanaman hingga proses pembuatan teh yang rumit, ia membutuhkan waktu 10 tahun untuk mendapat persetujuan ibunya.

“Jika saya tidak melakukannya dengan baik, dia akan membuang daunnya atau menolak meminum teh yang saya buat. Tapi pada suatu hari, dia tersenyum setelah menyesapnya. Saat itu saya tahu bahwa teh buatan saya sudah cukup enak,” kenang Li.

Maka mari mengetahui seluk-beluk tentang teh pu'er.

Kategori :