HARIAN DISWAY - Maraknya kasus bunuh di kalangan anak muda (mulai siswa SMP, mahasiswa, hingga karyawan) membuat kita bertanya-tanya, apakah sedang terjadi fenomena suicide behavior?
Copycat suicide merupakan perilaku bunuh diri yang dipicu oleh aksi serupa yang dilihatnya. Bisa melalui media sosial, tontonan, atau dialami langsung oleh orang terdekatnya.
Yang terbaru, warga Surabaya dan Sidoarjo dikejutkan oleh kasus meninggalnya seorang Mahasiswi Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair).
BACA JUGA: Akhir Depresi Caroline Angelica sang Mahasiswi Unair
BACA JUGA: Mengenal Copycat Suicide Behavior, Bunuh Diri Karena Meniru Orang Lain
Gadis 21 tahun itu meninggal di dalam mobil, dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Dia dicurigai melakukan bunuh diri.
BUNUH diri di kalangan mahasiswa marak, ini yang bisa kita lakukan.-Darya Sannikova-Pexels
Dokter Aimee Nugroho SpKJ menjelaskan, copycat suicide behavior tak serta-merta muncul hanya karena seseorang melihat berita bunuh diri. Atau menonton drama Korea yang salah satu tokohnya diceritakan bunuh diri.
"Pada dasarnya, mereka telah mengalami depresi dalam tingkat yang terbilang serius," jelas dr Aimee Nugroho.
Cermati Apakah Teman Mengalami Gejala Depresi
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan ketika orang-orang terdekat (misalnya teman atau saudara) memiliki kecenderungan bunuh diri. Yakni, menunjukkan kepedulian.
Namun, bagaimana kita tahu bahwa teman sedang mengalami depresi yang menjurus kepada keinginan bunuh diri? Mudah. Cermati saja gejala-gejalanya.
Dr Aimee Nugroho yang berpraktik di National Hospital Surabaya itu mengatakan, seseorang yang mengalami depresi menunjukkan beberapa tanda.
BACA JUGA: Caroline Angelica Mahasiswi Cerdas, IPK 3,8 dan Jadi Asisten Dosen. Sekarang Sedang Koas
Yang pertama, cenderung emosional. Mudah sedih, cemas, marah atau sensitif akan hal sepele. Dari yang awalnya kuat, kini jadi lebih sering menangis.