Armand biasa merekam video kegiatan sehari-hari Rauf membersihkan kotoran sapi. Videonya dibagikan di medsos (ketika Rauf masih hidup): ”Rauf anaknya rajin. Bersihin kotoran sapi ia tidak jijik,” tulisnya di unggahan video itu.
Di situ tampak Rauf membersihkan kotoran. Wajahnya tampak riang. Gerakannya cekatan. Tangannya berlepotan kotoran sapi. Kelihatan, ia sudah biasa mengorek kotoran sapi dengan sapu lidi.
BACA JUGA: ODGJ Dibunuh Anak-Remaja Diduga Gila
BACA JUGA: Afan Bunuh Anak Cocok dengan Teori Filicide
Untuk pekerjaan itu, Rauf diberi makan setiap hari oleh keluarga Armand. Sudah lama begitu. Sejak Rauf putus sekolah SD.
Nah, Selasa malam, 3 Oktober 2023, Rauf ke rumah ibunya. Cara masuknya lewat atap rumah, membongkar genting.
Karena ada suara berisik, kakeknya, Warim, keluar rumah dengan tongkat yang sehari-hari digunakan berjalan. Warim melongok ke atas.
Takut, Rauf turun dari atap. Tiba di bawah, Rauf dipukul kakek dengan tongkat.
BACA JUGA: Sadis! Usai Bunuh Anak, Ibu Asal Siwalankerto Surabaya, Gathering di Jogja
BACA JUGA: Rampok Bunuh di Jual Beli Mobil
Suara berisik itu membuat Nuraini dan Suganda juga keluar rumah. Mereka melihat Rauf, bocah yang mereka benci itu.
Tak ayal, Nuraini dan Suganda ikut memukuli Rauf. Bukan pukulan biasa. Pukulan dengan tongkat, kayu balok, besi, batu. Mirip orang menghajar maling. Anehnya, sang kakek tidak mencegah pemukulan, tapi malah ikut menghajar Rauf.
Para tetangga keluar rumah, sudah telat. Rauf sudah terkapar berdarah-darah. Tergeletak di tanah. Lalu, Nuraini pinjam motor tetangga. Untuk membawa Rauf. Dipinjami.
Motor dinaiki bertiga. Motor disetir Suganda, memboncengkan Nuraini. Rauf bertubuh kecil, dijepit di tengah. Mereka berangkat. Tetangga mengira Rauf dibawa ke rumah sakit.
Kepada polisi, Nuraini mengungkapkan, ketika diboncengkan motor, Rauf masih berbicara walau tubuh penuh luka. Rauf bicara ke ibunda, begini:
”Ma…. Sakit Ma. Ma…. Aku ngantuk, Ma…. Capek, Ma.”