”Setelah Gibran gabung, Prabowo langsung unggul,” urai Qodari, memberikan alasan mengapa hasil survei lembaganya menempatkan Prabowo-Gibran paling atas.
Pencoblosan pilpres tinggal tiga bulan lagi. Hasil survei pun bakal dinamis. Tsunami politik bisa muncul setiap saat. Yakni, munculnya isu-isu politik yang bisa membuat suara seperti arus balik.
Kasus pilwali Surabaya terakhir juga menunjukkan adanya tsunami politik. Elektabilitas kedua calon, yakni Machfud Arifin dan Eri Cahyadi, berimbang.
BACA JUGA: Cawe-Cawe Presiden Jokowi di Pilpres 2024
BACA JUGA: Perbedaan SBY dan Jokowi
Menjelang pencoblosan, beredar video yang isinya memojokkan Risma. Bahkan, cenderung mendiskreditkan mantan wali kota Surabaya yang juga kader PDIP itu.
Video tersebut justru membangun solidaritas para pendukung Risma. Menimbulkan rasa membela Risma yang berujung suara ke kubu Eri. Kubu Machfud Arifin pun terkena tsunami politik.
Di pilgub Jakarta juga muncul tsunami politik. Kasus penistaan agama yang membawa Ahok ke meja hijau juga membuatnya terkena badai.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, Siapa Lebih Teknokratis?
BACA JUGA: Deg-degan Anies-Imin
Pilwali Pasuruan 2015 juga dilanda tsunami. Petahana Hasani berada di atas angin. Seminggu sebelum pencoblosan, salah seorang anak Hasani kena OTT narkoba. Suara Hasani langsung tergerus.
Apakah pilpres yang tinggal tiga bulan akan memunculkan tsunami politik? Putusan MK yang kontroversial, yang meloloskan Gibran sebagai cawapres, juga seperti gempa yang berpotensi menimbulkan tsunami. (*)