Capres harus menetapkan pihak yang bertanggung jawab atas perilaku simpatisan atau pendukung di lapangan. Penunjukan penanggung jawab bakal mempermudah pengusutan oleh pihak berwenang.
Setiap capres harus siap menghadapi segala kemungkinan menang atau kalah. Mengakui kemenangan lawan merupakan tindakan elegan sonder mengajukan tuntutan, kecuali ada bukti kecurangan. Jika meraih kemenangan pun, tak berbesar hati atau menunjukkan kesombongan.
Semua berharap agar setiap capres bertekad dan menyepakati urgensi etika penyampaian gagasan perubahan yang lebih baik untuk menarik dukungan. Jika tekad tersebut terwujud, kita optimistis etika tak lagi merupakan benang basah dan kusut sehingga bakal lebih mudah ditegakkan. (*)
*) Isnaini Rodiyah, dosen di Jurusan Administrasi Publik FBHIS Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
*) Jusuf Irianto, guru besar di Departemen Administrasi Publik FISIP Universitas Airlangga