"Perang telah mempengaruhi segalanya, mulai dari biaya pengiriman hingga persediaan," kata pria berusia 28 tahun itu.
Dia menjual dagangannya ini juga untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya meskipun harga kebutuhan pokok melambung tinggi.
"Apa pun yang saya miliki sekarang, setelah itu selesai saya tidak akan punya uang untuk membeli produk yang sama karena akan lebih mahal, sehingga membuat saya tidak punya pilihan selain menaikkan harga untuk mencapai titik impas,” ungkap Abu Amra.
BACA JUGA:Nestapa Petani Zaitun Gaza: Kebun Rusak, Panen yang Tersisa
Abu Amra mengatakan bahwa alasan utama harga kebutuhan pokok melambung tinggi adalah penutupan penyeberangan perbatasan sehingga menyebabkan pedagang grosir menjual produk kepada pemilik toko dengan harga yang jauh lebih tinggi.
"Kacang Lentil dulu 2 shekel (Rp 8.300) per kilo dan kami akan menjualnya seharga 3 (Rp 12.500)," kata Abu Amra. "Sekarang kami membelinya seharga 8 shekel (Rp 33.300) dan menjualnya seharga 10 (R p41.700)."(*)