JAKARTA, HARIAN DISWAY – Banjir bandang yang menerjang dua desa di lereng Gunung Merbabu pada Jumat 24 November lalu dinilai ada hubungannya dengan lenyapnya hutan akibat kebakaran Gunung Merbabu pada 29 Oktober lalu.
Wilayah yang terdampak banjir bandang meliputi Desa Tajuk dan Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Meskipun tidak sampai merenggut korban jiwa, namun kerusakan yang ditimbulkan banjir tersebut cukup parah.
BPBD Kabupaten Semarang mencatat, banjir yang membawa material lumpur, bebatuan besar serta potongan batang dan ranting pohon ini menyebabkan kerugian materil berupa satu motor warga hanyut, saluran air di empat dusun Desa Tajuk rusak, dan tiga akses jalan penghubung antar desa terputus.
rekaman amatir banjir bandang dengan material lumpur, batang kayu, dan batu yang melanda Kecamatan Getasan di lereng Gunung Merbabu-BPBD Kabupaten Semarang-
BACA JUGA:Kebakaran Lahan Lereng Gunung Merbabu Capai 489,07 Hektar, Sudah Sampai Magelang dan Boyolali
Banjir terjadi pasca hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur kawasan puncak Gunung Merbabu dalam durasi yang cukup lama.
Meski demikian, hujan bukan menjadi faktor tunggal pemicu banjir bandang tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Semarang Alexander Gunawan mengatakan banjir bandang itu juga dipicu oleh faktor lain yakni hilangnya vegetasi lereng Gunung Merbabu akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada bulan Oktober 2023 di wilayah Kecamatan Getasan.
Hasil asesmen BPBD Kabupaten Semarang dan pihak perhutani, vegetasi berupa pepohonan heterogen hingga semak belukar seluas hampir 500 hektar itu hangus dilalap Si Jago Merah.
BACA JUGA:Kebakaran Lahan Gunung Merbabu Dikhawatirkan Meluas hingga Magelang
Hilangnya vegetasi itu kemudian membuat kawasan lereng Gunung Merbabu kehilangan kemampuan untuk menyerap air hujan ke dalam tanah.
Akibatnya, saat hujan turun airnya mengalir bebas tanpa terserap dengan baik menuju ke wilayah pemukiman penduduk yang berada di kaki gunung.
"Kebakaran hutan kemarin menyebabkan 500 hektar vegetasi rusak sehingga ketika terjadi hujan deras di daerah puncak itu tidak ada yang menahan. Maka tanah dan batuan yang ada di situ terbawa arus sampai ke wilayah kami," ungkap Alexander dalam keterangan resmi BNPB Jumat, 1 Desember 2023.
Peristiwa banjir bandang di lereng Gunung Merbabu kata Alexander patut dijadikan pelajaran bersama khususnya bagi daerah yang sebelumya sering dilanda karhutla di pegunungan maupun perbukitan.
Ia menyebut, bukan tidak mungkin banjir bandang serupa terjadi di wilayah lain yang sebelumnya mengalami kerusakan vegetasi akibat karhutla.