Strategi Pembelajaran Berdeferensiasi pada Kurikulum Merdeka

Minggu 03-12-2023,10:50 WIB
Oleh: Adniatur Rizkiyah

Pembelajaran interaktif melibatkan peserta didik lebih aktif dalam berinteraksi dengan guru ataupun berinteraksi dengan sesama peserta didik. Pembelajaran melalui pengalaman berfokus pada pengalaman atau eksperiential peserta didik yang mereka alami sendiri menjadi sebuah pengetahuan.

Sedangkan pembelajaran mandiri merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan dan membangun inisitiatif peserta didik dalam proses pembelajaran baik secara individu maupun kelompok. Kegiatan pembelajaran ini lebih berpusat pada peserta didik agar mereka bisa belajar secara mandiri dengan bantuan guru sebagai fasilitator.

Untuk mengetahui strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, guru dapat melakukan asesmen diagnostik kognitif pada awal kegiatan pembelajaran. Itu untuk mengetahui kompetensi kesiapan awal yang dimiliki peserta didik dan gaya belajar peserta didik yang berbeda-beda dalam satu kelas.

Sehingga guru dapat memfasilitasi peserta didik sesuai dengan kebutuhan mereka karena mereka memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh sebab itu peserta didik tidak dapat di perlakukan secara sama rata karena mereka memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. 

Strategi pembelajaran berdeferensiasi dapat diterapkan melalui tiga cara. Pertama deferensiasi konten, kedua deferensiasi proses, dan yang ketiga deferensiasi produk.

Deferensiasi konten dapat diterapkan pada materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa, guru melaksanakan penyampaian materi dengan menggunakan media yang berbeda sesuai dengan gaya belajar siswa yakni visual, auditori, kinestetik, atau kombinasi dari ketiganya.

Dalam penyusunan materi yang akan disampaikan pada siswa, guru harus memperhatikan kesiapan dan minat siswa serta menyesuaikan materi yang akan disampaikan berdasarkan gaya belajar siswa.

Misalnya guru membuat media belajar berupa tayangan video. Kemudian media belajar berupa rekaman suara dengan variasi bunyi, nada, dan irama. Dan penggunaan alat peraga untuk siswa dengan gaya belajar kinestetik.

Deferensisasi proses berkaitan dengan perbedaan proses pembelajaran pada masing-masing siswa. Deferensiasi proses dilaksanakan dengan cara guru menyediakan kegiatan berjenjang, menyiapkan pertanyaan pemandu dan tantangan, kemudian membuat agenda individual siswa (menentukan daftar tugas dan memberikan variasi durasi waktu yang berbeda dalam penyelesaian tugas siswa). 

Misalnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti elemen Alquran dan hadis, guru menggunakan kombinasi metode demonstrasi dan metode tutor sebaya dalam penyampaian materi tajwid dan membaca Alquran.

Guru menggunakan metode demonstrasi disertai dengan audiovisual berupa tayangan video surat-surat pilihan. Kemudian guru meminta murid yang sudah mahir menjadi tutor sebaya bagi temannya yang belum lancar dalam membaca Alquran.

Deferensiasi produk berkaitan dengan pemberian tugas atau unjuk kerja yang berbeda sesuai dengan minat peserta didik dengan mempertimbangkan kebutuhan belajarnya.

Deferensiasi produk memuat dua hal. Pertama, dapat memberikan tantangan pada peserta didik. Kedua, guru harus memberikan pilihan kepada peserta didik agar mereka dapat mengungkapkan pembelajaran yang mereka inginkan.

Produk dalam tugas peserta didik dapat berupa video, presentation (power point), poster, tulisan resume, rekaman audio. Dalam penerapannya guru dapat memberikan tugas yang bervariasi sehingga peserta didik dapat memilih tugas yang mereka kerjakan sesuai dengan minatnya. (Oleh Adniatur Rizkiyah S.Pd.I: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMPN 1 Porong)

Kategori :