Alit Indonesia Tunjukkan Cara Suku Tengger Manfaatkan Tanaman Herbal untuk Pengobatan

Kamis 14-12-2023,17:49 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Heti Palestina Yunani

"Juga, untuk sesak napas. Ada dua cara dalam memanfaatkan tanaman itu sebagai obat," kata Lusia. Pertama, merebus biji krangean di panci, lalu uapnya dihirup. Kedua, daunnya diiris tipis-tipis, lalu dilinting seperti rokok. Asapnya dapat dihirup, dan menjadi obat sesak napas.

Di tengah ruangan, terdapat meja panjang berisi beberapa buah dan biji. Salah satunya, buah berwarna hijau yang bentuknya seperti durian berukuran kecil. Destya mengambil, lalu mencium baunya. 


Cara Suku Tengger manfaatkan tanaman herbal untuk pengobatan. Staf Alit Indonesia Prudensia Anyelia Yuniati, memegang setangkai biji jarak. Tanaman itu digunakan untuk obat gatal, tapi jangan coba-coba memakannya. Karena efeknya bisa nge-fly, bahkan lebih-Muchamad Ma'ruf Zaky-

"Kakak, kalau buah itu jangan sampai dimakan," sahut Yuni. Destya menurunkan kacamatanya, dan memandang Yuni dengan penuh tanya. "Itu biji buah jarak. Jika kakak tahu buah kecubung, efek nge-fly biji jarak lebih berat dari kecubung," terang perempuan 18 tahun itu.

"Lantas, masyarakat Tengger memanfaatkan buah ini untuk apa?," tanya Destya. Yuni menerangkan bahwa buah itu digunakan untuk obat gatal. Caranya, buah itu diiris, dan irisannya diletakkan di bagian kulit yang gatal. Dengan itu, maka gatal-gatal akan sembuh.

Selain biji jarak, untuk mengatasi gatal, masyarakat Tengger biasanya menggunakan buah terong mencu. Yakni buah terong berukuran kecil yang warnanya mirip seperti tomat, merah-kuning.

"Caranya sama, buah terong mencu dipotong, lalu dioleskan ke bagian tubuh yang gatal," ujar Riris.

BACA JUGA: Unik! Suku Tengger Punya Tradisi Tugel Kuncung untuk Anak Lelaki, Apa Itu? 

Bagi Destya, pameran itu dapat memperkaya wawasannya terkait khasanah tanaman herbal Nusantara. Khususnya masyarakat Tengger. "Suku Tengger, selain memiliki budaya ritusnya yang khas, rupanya punya kearifan lokal berupa pemanfaatan tanaman herbal. Ini adalah bagian dari kekayaan lokal tanah air," ungkapnya.

Dalam Tengger Ethnomedicine Festival, selain berpameran, Alit Indonesia juga menggelar seminar tentang budaya Suku Tengger, workshop membuat teh tisan atau teh herbal, serta workshop sajian khas Tengger, sebagai penutup event pada 14 Desember. (*)

Kategori :