Orang-orang yang berpendidikan adalah orang yang memiliki pemikiran progresif, mengedepankan akhlak, dan senantiasa bersikap kritis. Intellectual person senantiasa memiliki pemikiran yang kritis, memiliki keterikatan, dan mampu menilai kondisi di sekitarnya serta mampu memecahkan berbagai masalah kemasyarakatan.
Untuk memastikan seseorang mampu berpikir kritis, sudah tentu bukan datang begitu saja. Intelektualitas bukanlah sesuatu yang bersifat given. Seseorang tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang berilmu tentu membutuhkan kesediaan untuk belajar.
Nabi Muhammad, menurut Gus Reza, adalah pusat dan sumber dari ilmu. Kanjeng Nabi tidak bisa membaca dan menulis karena memang tidak membutuhkan. Yang membutuhkan kemampuan membaca dan menulis adalah umatnya. Sebab, umatnyalah yang membutuhkan belajar ajaran agama dan apa-apa yang disampaikan Kanjeng Nabi.
Mempelajari ilmu, baik ilmu pengetahuan, ilmu agama, maupun ilmu yang lain, semua akan dapat dilakukan dengan tepat jika dilakukan melalui pintu yang tepat, yakni para ulama, para pendidik, guru, dan orang-orang yang memiliki serta menguasai pengetahuan. Yang penting, siapa pun yang berkeinginan belajar ilmu, mereka harus memiliki semangat yang kuat.
Niat dan semangat, menurut Gus Reza, adalah dua hal yang berbeda. Semangat dibutuhkan karena semangatlah yang menggerakkan niat dan usaha orang untuk melakukan sesuatu. Semangat wajib terus dipupuk. Sebab, itulah kunci untuk memastikan orang-orang mau berusaha, mau berjuang, dan mau bekerja keras untuk mendapatkan ilmu yang dibutuhkan.
Kedamaian dan Keselamatan
Acara Unair Bersholawat yang digelar mulai pukul 19.00 hingga 00.00 berlangsung khidmat dan penuh sukacita. Tidak sedikit peserta sholawat yang sudah hadir di lokasi pukul 15.00 WIB. Meski acara belum dimulai dan habib serta gus idola mereka belum hadir, para peserta tetap sabar menunggu. Acara baru benar-benar dimulai ketika Habib Bidin hadir sekitar pukul 20.00 WIB.
Sepanjang sholawat dilantunkan, semua peserta tampak penuh sukacita. Berbeda dengan konser penyanyi terkenal –yang terkadang penggemar yang hadir melakukan hal-hal yang murni untuk mencari kesenangan– di acara Unair Bersholawat jelas terasa suasana magis.
Orang-orang penuh sukacita melantunkan sholawat kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW dan Allah SWT dalam suasana yang tertib dan semangat persaudaraan.
Sebagian peserta yang hadir tampak dengan wajah penuh kegembiraan. Matanya berbinar bersemangat. Ada sebagian peserta tampak memejamkan mata. Tubuhnya menari-nari kecil mengikuti irama sholawat yang dilantunkan. Matanya terpejam, terbenam khusyuk dalam doa dan puja-puji kepada Allah dan Kanjeng Nabi.
Apa pun yang dilakukan peserta, semua tampak sepakat bahwa dengan berkaca pada teladan Kanjeng Nabi dan ridho dari Allah, kedamaian dan keselamatan bangsa Indonesia akan dapat diraih.
Acara Unair Bersholawat selesai pukul 00.00. Setelah doa bersama berakhir, satu per satu peserta mulai meninggalkan halaman depan Kantor Manajemen Unair. Malam telah larut.
kembali pulang ke rumah dengan harapan mendapatkan berkah dari Allah SWT dan syafaat dari Rasulullah Muhammad SAW sembari merasakan bagaimana lantunan sholawat yang terus berdendang di hati. (*)
Mochammad Amin Alamsjah, dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, serta Bagong Suyanto, dekan FISIP Universitas Airlangga.-Istimewa-