HARIAN DISWAY - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa seluruh warga Palestina harus digusur keluar dari Gaza dan dipindahkan ke negara lain pada 26 Desember 2023.
Netanyahu menolak usulan AS dan PBB untuk membiarkan Palestina merdeka ataupun membangun Gaza kembali.
Karena menurutnya, Gaza adalah sumber terorisme yang kelak akan menghancurkan negara Israel.
“Setelah Hamas dihancurkan, Gaza akan di demiliterisasi oleh Israel. Sementara itu, rakyat Palestina akan di radikalisasi. Baru setelah itu, Gaza bisa dibangun kembali dengan prospek perdamaian yang lebih luas di Timur Tengah. Hal tersebut, akan menjadi kenyataan sebentar lagi,” ujar Netanyahu.
BACA JUGA:Biden Telponan Lama Dengan Netanyahu, Tidak Ada Bahasan Gencatan Senjata
Usulan tersebut sebelumnya pernah dinyatakan oleh Presiden AS Joe Biden, hingga membuat hubungan di antara Sekutu tersebut memanas pada 12 Desember 2023.
Meski demikian, Netanyahu juga tetap menolak dengan keras usulan itu dan menyatakan bahwa Israel akan terus mengobarkan peperangan di Gaza.
Padahal, sekarang jumlah warga korban Gaza yang meninggal terus meningkat sampai lebih dari 20.258 orang.
Lebih parahnya, sekitar 2.3 juta warga kini terpojok di Rafah, Gaza Selatan tanpa makanan dan minuman, sejak Israel membatasi pengiriman bantuan kemanusiaan melalui perbatasan Karem Shalom menjadi 24 truk per harinya. Tekanan itu, membuat nyawa seluruh warga sipil di Gaza terancam.
BACA JUGA:RS Indonesia di Gaza Dijadikan Markas Militer oleh Israel, MER-C: Melanggar Konvensi Jenewa
Sedari awal, Israel memang sudah berniat untuk memindahkan seluruh warga Gaza keluar dari Gaza, sejak tentara IDF mengevakuasi seluruh warga ke Selatan.
Militer Israel tersebut berdalih, bahwa mereka akan melancarkan operasi ke seluruh penjuru Gaza, sementara Rafah adalah satu-satunya tempat teraman untuk berlindung saat ini.
“Ekspektasi PLO untuk memimpin Gaza kembali hanyalah angan-angan. Hanya Israel lah yang mampu menguasai Gaza saat ini,” ujar Netanyahu dilansir dari Time of Israel.
BACA JUGA:RS Indonesia di Gaza Dijadikan Markas Militer oleh Israel, MER-C: Melanggar Konvensi Jenewa
Netanyahu tak segan menghina PLO sebagai “tempat lahirnya teroris”. Ia juga bahkan menyatakan bahwa PLO berpotensi untuk menghancurkan Israel di masa depan. Sehingga, tak layak untuk dijadikan pemimpin.