HARIAN DISWAY - Sebulan menjelang hari pemilihan, suhu politik semakin memanas, dengan pertarungan yang diprediksi semakin sengit.
Nur Iswan, seorang pengamat kebijakan publik, memberikan himbauan kepada semua pasangan calon (paslon) dan pendukungnya untuk menjaga sikap, menghindari penggunaan kata-kata kasar atau kurang tepat.
Harapan dan permintaan ini, menurut Nur Iswan, merupakan upaya untuk menjaga kondusifitas dan kesehatan demokrasi di tanah air.
“Penggunaan diksi kata kasar seperti bodoh, goblok, bacot, dan bangsat sebaiknya dihindari. Terlebih lagi, jangan sampai diucapkan oleh paslon atau tokoh dari semua kubu,” tegasnya ketika dimintai pendapat mengenai penggunaan kata 'bodoh' oleh Capres nomor urut 02 di Riau, Selasa, 9 Januari 2024.
Nur Iswan menyayangkan apabila ada paslon, tokoh pendukung, atau tim sukses yang tidak mampu menahan diri dan menggunakan kata-kata yang tidak senonoh.
“Hati tidak boleh panas. Hati tidak boleh didikte oleh kejengkelan dan kemarahan yang berkepanjangan. Pikiran tetap harus jernih. Seorang pemimpin harus mampu mengelola emosi dan perasaan,” ujar alumni School of Public Policy and Administration, Carleton University itu.
BACA JUGA:New York Times Soroti Politik Dinasti di Pilpres RI, Ambang Priyonggo: Demi Status Quo Kekuasaan
BACA JUGA:Anies Tujukkan Sikap Sasageyo Ala Anime Attack on Titan di Debat Capres, Ini Makna Mendalamnya..
Lebih lanjut, Nur Iswan menyampaikan bahwa semua paslon harus fokus untuk merebut hati pemilih dengan cara menyampaikan rekam jejak, narasi, atau gagasannya.
“Setiap paslon pasti memiliki gagasan. Jangan malah menyerang dengan menggunakan kata-kata kasar. Hal tersebut justru dapat menghilangkan respek dan simpati dari pemilih, bukan?” tambahnya.
Pernyataan yang dianggap kurang tepat ini disampaikan oleh Capres 02 Prabowo Subianto pada acara Konsolidasi Relawan Prabowo-Gibran di GOR Remaja, Riau, Senin, 9 Januari 2024.
“Semua adalah putra bangsa. Kompetisi politik memang kadang-kadang keras. Namun, seorang pemimpin harus tetap dingin, dewasa, dan matang serta menjaga kesantunan dalam komunikasi publiknya,” tandasnya. (Jessica Laurent)