SURABAYA, HARIAN DISWAY - Toko Surabaya Hobby di Jalan Barata Jaya, Surabaya mendadak berganti kepemilikan pasca adanya tudingan memasok 100 servo motor untuk mendukung produksi ilegal kendaraan udara tak berawak (UAV) ke Iran.
Awalnya toko tersebut dimiliki oleh Agung Surya Dewanto, pengusaha asal Surabaya yang mendapat sanksi dari Otoritas Amerika Serikat karena memasok 100 servo motor ke Pishgam Electronic Safeh Company (PESC) di Iran.
Kabar pergantian kepemilikan itu disampaikan oleh marketing Surabaya Hobby. Perempuan yang enggan menyebutkan namanya itu mengaku sebagai rekan bisnis Agung.
"Sekarang toko ini sudah diturunkan ke saya. Saya yang mengelolah. Sudah bukan pak Agung lagi," katanya saat ditemui Harian Disway di Toko Sekaligus kantor Surabaya Hobby.
Saat ditanya sejak kapan pergantian kepemilikan itu, perempuan tersebut tidak menjelaskan.
"Kalau distrukturalnya memang masih pak Agung, belum diganti.Tapi sebenarnya sudah saya yang pegang sekarang. Cuma belum diganti aja," katanya mencoba meyakinkan.
Dia juga enggan berkomentar berkomentar terkait sanksi yang dijatuhkan Amerika kepada Agung.
"Kami tidak ada sangkut pautnya dengan masalah itu mas. Mohon maaf ya," ucapnya.
Selain marketing yang sekarang menjadi pemilik Toko Surabaya Hobby itu, di sana juga ada seorang pegawai perempuan. Keduanya menunjukkan gestur tidak nyaman dengan kehadiran awak media di sana.
BACA JUGA:Kena Sanksi Amerika, Toko Drone Surabaya Hobby Bantah Jual Suku Cadang ke Iran
"Kemarin (Rabu, 17 Januari) juga sudah ada yang ke sini. Statement kami sama. Maaf ya saya menolak untuk diwawancarai," jawabnya ketus.
Surabaya Hobby juga membuka lapaknya di e-commerce. Dia mengungkapkan, mereka memiliki cukup banyak pelanggan yang membeli secara online.
"Semuanya di Indonesia. Nggak ada pesanan dari luar negeri," katanya seakan mempertegas bahwa mereka tidak terlibat dalam penjualan servo motor yang dituduhkan kepada Agung.
Seperti ramai diberitakan, Departemen Keuangan Amerika Serikat (US Departement of Treasury) menuduh Agung Surya Dewanto, pemilik toko itu, memasok 100 servo motor untuk mendukung produksi ilegal kendaraan udara tak berawak (UAV) ke Iran.
Hasil produksi kemudian diproyeksikan bagi kelompok teroris di Timur Tengah.(*)