HARIAN DISWAY - Bertempat di pesantren berwajah etnik yang asri, kumpulan relawan pemenangan Anies-Muhaimin (AMIN) melakukan konsolidasi langkah pada Sabtu, 20 Januari 2024. Konsolidasi ini dikhususkan untuk wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan.
Catatan panitia menunjukkan lebih dari 600 orang hadir. Mereka adalah para relawan, para pengurus partai, anggota dewan, caleg, pengasuh pesantren, dan tokoh masyarakat. Secara serius dan tertib, mereka mengikuti rangkaian acara dari jam 10.00 hingga 15.00 di Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 Cirebon.
Kepada para relawan, KH Imam Jazuli Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia sekaligus Penasihat Timnas AMIN menyampaikan terima kasihnya. “Terima kasih atas militansi kalian. Kalau bicara fasilitas kampanye, pasangan AMIN mungkin paling sedikit dibanding paslon lain, tapi semua itu saya yakin kalah oleh militansi,” ungkapnya disambut tepuk tangan meriah hadirin.
Kiai Imjaz, sapaan akrabnya, mengajak semua relawan untuk turun langsung menjelaskan keunggulan yang benar-benar membedakan Pasangan AMIN dengan yang lain. “Kaos, baliho, dan semua APK tidak bisa bicara mengenai keunggulan. Apalagi agenda perubahan yang diusung AMIN,” tegasnya.
BACA JUGA:Giliran Para Sopir Boleh Gembira dengan Perlindungan Anies Ini!
BACA JUGA:Rakyat Cilacap hingga Banyumas Mantap Berada di Gerbong Perubahan di Pilpres 2024 bersama Anies
Kiai muda ini membeberkan keunggulan yang membedakan Pasangan AMIN dengan yang lain. “Baik Anies dan Muhaimin, keduanya menjadi representasi dua organisasi besar di Indonesia. Anies menjadi representasi Muhammadiyah dan Al-Irsyad, sementara Cak Imin adalah kader terbaik NU sekaligus cucu pendiri NU. Mereka juga menjadi representasi HMI dan PMII. Mereka juga menjadi representasi santri modern dan santri tradisional. Mereka juga menjadi representasi generasi Indonesia yang moderat dan global,” paparnya berapi-api.
Jadi, tambah Kiai Imam, mainkan berbagai keunggulan yang berbasis identitas. “Sama-sama muslimnya, pilihlah muslim yang lebih unggul akhlaknya, ibadahnya, ilmunya, dan kecakapannya. Itu semua ada di Pasangan AMIN,” tegasnya dengan lantang.
Terkait identitas, Kiai Imam Jazuli menyatakan bahwa politik identitas itu keharusan. Biasanya, kelompok yang menyerang politik identitas itu takut uang mereka tidak laku lagi karena kalah oleh militansi identitas atau karena mereka kurang mengakar identitasnya.
“Coba kita lihat kemenangan presiden di dunia. Mereka memainkan identitas. Obama memainkan identitas ke-Amerika-an. Trumph memainkan identitas kulit putih dan kebencian kepada kelompok agama tertentu. Partai UMNO memainkan identitas pribumi. Orang NU bagusnya milih AMIN. Orang HMI bagusnya milih AMIN. Para santri dan pesantren harusnya milih AMIN,” papar beliau di hadapan hadirin.
BACA JUGA:TPD Sumatera Barat Optimistis Anies-Muhaimin Diyakini Bakal Menang Besar di Ranah Minang
Selain memainkan keunggulan identitas, Kiai Imam juga menyerukan agar para relawan mampu menjelaskan agenda perubahan untuk memberikan solusi bagi masalah Indonesia hari ini. Dua masalah Indonesia yang menjadi sorotan Kiai Imjaz adalah krisis keberpihakan pemerintah kepada rakyat yang mestinya harus dilindungi dan soal keadilan hukum.
“Tanpa keberpihakan pemerintah, para petani, nelayan, dan kelompok lemah lain akan menjalani kutukan kemiskinan sepanjang hidupnya,” jelasnya.
Soal hukum, Kiai Imjaz melihat bahwa selama ini hukum lebih kuat ke yang lemah, namun lembek ke yang kuat. Akhirnya, negeri yang kaya raya ini hanya dinikmati oleh segelintir orang, terutama yang dekat dengan penguasa.