TIGA raksasa bisnis disebut Boy Thohir siap memenangkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Bahkan, kakak kandung Erick Thohir itu menyebutkan, para taipan yang mendukung menguasai sepertiga ekonomi Indonesia.
Tiga nama memang raksasanya raksasa. Djarum Group yang memegang kendali BCA dan Polytron adalah konglomerat terkaya di negeri ini. Lalu, Sampoerna Strategic Group, milik taipan Putera Sampoerna yang lini bisnisnya dari sawit, perkayuan, hingga perbankan.
Satunya lagi Adaro Group. Boy sendiri sebagai presiden direktur di perusahaan raksasa tambang batu bara dan pembangkit listrik itu. Pria yang memiliki nama asli Garibaldi Thohir tersebut memiliki saham 6,18 di perusahaan yang mempunyai kapitalisasi pasar (saat ini) Rp 72 triliun itu.
BACA JUGA: Daftar Konglomerat yang Masuk TKN Prabowo-Gibran, Kekayaannya Puluhan Triliun
Boy Thohir berbicara di acara Relawan Erick Thohir Alumni Amerika Serikat, 22 Januari 2024, di Plaza Senayan. Bisa dibilang, itu adalah pernyataan terbuka pertama yang menyebut keterlibatan grup bisnis dalam dukung-mendukung. Di depan Prabowo langsung.
Selama ini sejumlah konglomerat sudah terlibat. Namun, sebagai pribadi di tim sukses.
Misalnya, Surya Paloh dan Jan Darmadi di kubu Anies. Aburizal Bakrie dan Hasjim Djojohadikusumo di kubu Prabowo. Ada pula nama Sandiaga Uno di blok Ganjar. Mereka tak pernah membawa perusahaannya.
Sebab itulah, pernyataan Boy Thohir membuat grup bisnis yang disebut namanya langsung membantah. Djarum dan Adaro memberikan pernyataan terbuka bahwa mereka tidak memberikan dukungan kepada salah satu capres. Mereka menyebut Boy bicara atas nama pribadi.
Yang menjadi pertanyaan, Boy Thohir atau raksasa bisnis (Djarum dan Adaro) yang berbohong? Siapa di antara kedua pihak yang hanya di bibir?
Lepas dari siapa yang berbohong, bantahan Adaro dan Djarum, secara bisnis, memang seharusnya begitu. Pernyataan Boy Thohir yang dibiarkan menggelinding akan berpotensi besar membuat mereka sulit. Bisa menjadi bermasalah.
BACA JUGA: Dukung Prabowo-Gibran, JAKA Minta Khofifah Mundur dari Ketua IKA Unair
Misalnya, Djarum yang memiliki sejumlah perusahaan publik. Termasuk BCA, perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, Rp 1.174 triliun (saat artikel ini ditulis karena nilai saham terus berubah).
Djarum lewat PT Muria Investama Andalan memegang kendali 54,94 persen saham BCA. Bila Djarum memiliki sikap politik akan membawa sentimen negatif, nasabah dari paslon lain bisa melakukan protes.
Akan sangat berbahaya bila terjadi rush atau penarikan dana. Sudah benar bila Djarum melakukan klarifikasi.