ADA yang bilang, sukses itu seperti main dadu. Kecuali sedang ketiban hoki, sulit sekali bagi kita untuk langsung dapat angka 6 dalam sekali lempar. Bisa jadi, pada lemparan pertama, kita dapat angka 1.
Pada lemparan kedua tetap dapat angka 1. Pada lemparan ketiga, keempat, kelima, hingga keseribu, lagi-lagi dapat angka 1. Untung, ketika hampir putus asa, kita dapat angka 6 yang ditunggu-tunggu pada lemparan ke-1001.
BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Komandan Secapa AD Mayjen TNI Niko Fahrizal MTr (Han): Zheng Xin Cheng Yi
Berarti, sukses adalah soal seberapa konsisten kita mau mencoba. Dalam artian, asal tahan banting, pantang menyerah, dan terus berusaha sekalipun aral melintang di mana-mana, sukses akan semakin dekat dengan kita.
Sebab, "Kalau kita tidak pernah main dadu, kita tidak akan pernah dapat angka 6," kata David P. Sirait, direktur utama PT Terminal Teluk Lamong.
Memang, kalau kita membaca kisah orang-orang sukses kelas dunia, sangatlah sedikit (untuk tidak mengatakan tidak ada) yang kesuksesannya diraih dengan simsalabim jadi. Mereka sama-sama mengalami up and down, jatuh bangun.
Thomas Alva Edison, sang penemu lampu pijar nan brilian itu, misalnya. Ia ogah angkat bendera putih meski berkali-kali eksperimennya gagal.
Justru, ia menganggap kegagalannya sebagai proses menuju keberhasilannya --yang bisa dinikmati semua umat manusia sampai sekarang. "I never failed once. It just happened to be a 2000-step process," ucapnya, suatu waktu.
Maka barangkali bisa diterima akal bila pepatah Tiongkok menyebut bahwa, "失败乃成功之母" (shī bài nǎi chéng gōng zhī mǔ): kegagalan merupakan fondasi dari keberhasilan.
BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Dosen Ilmu Filsafat Wayang dan Etika UGM Iva Ariani Yu Shi Tui Yi
Tentu, adagium tersebut hanya berlaku bagi mereka yang mau mengambil pelajaran dari kegagalan-kegagalan terdahulu.
Konon, Albert Einstein pernah berkata kurang lebih begini: "Adalah naif mengharapkan hasil yang berbeda kalau Anda terus-menerus menggunakan cara yang sama yang telah membuat Anda gagal sebelumnya." (*)