BANDUNG, HARIAN DISWAY - Capres nomor urut 01, Anies Baswedan, menyatakan rasa syukur atas antusiasme warga Bandung yang memenuhi Lapangan Tegal Lega pada kampanye akbar Partai NasDem bertajuk "Saatnya Menang untuk Perubahan", Minggu, 28 Januari 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Anies menyampaikan optimisme bahwa masyarakat Jawa Barat akan tetap konsisten dalam memilih perubahan.
"Jawa Barat luar biasa, dan pagi ini massa berkumpul begitu banyak dan pesannya sama perubahan, karena itu kami makin optimis Insya Allah masyarakat Jawa Barat akan konsisten di pilihan perubahan," kata Anies kepada wartawan usai mengikuti kampanye akbar.
Dua tokoh penting turut hadir dalam kampanye tersebut, yakni mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, dan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.
Anies mengakui peran keduanya sebagai sesuatu yang sangat penting, karena mereka mampu membaca suasana secara jernih.
BACA JUGA:Relawan Solo Optimistis AMIN Raih 30 Persen Suara karena Anies Effect yang Makin Kuat
BACA JUGA:Ribuan Pendukung Anies dalam Kampanye Akbar di Dumai Kompak Teriakkan Anies Presiden!
"Surya Paloh sudah mengatakan tanda-tanda diperlukan perubahan satu setengah tahun yang lalu," ujar Anies. Dia juga menilai Jusuf Kalla, yang telah melewati era kepemimpinan yang panjang, mampu merasakan dan memahami pentingnya adanya perubahan.
Menurut Anies, pandangan jernih dari kedua tokoh tersebut perlu menjadi perhatian serius bagi seluruh anak bangsa.
"Republik ini sedang berada di persimpangan jalan, dan kita konsisten untuk menjaga demokrasi, menjaga negara hukum, menjaga negara agar jauh dari praktik feodalisme, nepotisme yang memang sudah kita hapus sejak awal," tambahnya.
Anies menilai peran Jusuf Kalla dan Surya Paloh sebagai pesan jernih bagi masyarakat untuk konsisten dalam melakukan perubahan.
Kehadiran keduanya juga dianggap Anies sebagai penyemangat semangat kebangsaan merah putih di atas segalanya.
BACA JUGA:Tanggapi Keluhan Petani Dumai, Anies akan Buat Kebijakan Pangan
BACA JUGA:Ini Respons Anies atas Keluhan Petani Muda tentang Ketimpangan Perhatian Pemerintah soal Pertanian
Kedua tokoh itu dianggapnya terus menjaga negara agar tidak tergelincir dalam praktik nepotisme, feodalisme, korupsi, yang menyimpang dari prinsip dasar negara hukum dan demokrasi.