UMRAH merupakan salah ibadah yang memiliki dimensi spiritual tingkat tinggi selain ibadah-ibadah lainnya. Bahkan, dalam sabda Nabi Muhammad SAW dikemukakan, antara umrah satu ke umrah berikutnya dapat menghapuskan dosa.
Reward utama ibadah umrah itu memberikan harapan besar bagi jamaah umrah untuk mendapatkan ampunan dari Allah SWT karena manusia memiliki banyak dosa dan kesalahan, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Sebagai manusia yang memiliki kewajiban vertikal (dengan Sang Khalik) dan horizontal (dengan sesama), tampaknya perlu dilakukan penguatan spiritual agar jiwa manusia tidak sampai kering.
MUHAMMAD TURHAN YANI di pelataran Masjid Quba di Madinah. -M. TURHAN YANI UNTUK HARIAN DISWAY-
Itu dapat meningkatkan ketaatan kepada Tuhan sekaligus menghaluskan sikap dan perilaku dalam kehidupan sosial menjadi pribadi yang lebih baik.
Ibarat baterai sebuah handphone (HP), jangan sampai setrumnya habis sehingga tetap hidup dan berfungsi dengan baik. Untuk bisa hidup dan berfungsi, baterai HP harus di-charge.
Demikian pula manusia, ketika jiwanya kering, bahkan jauh dari Tuhan karena terlalu sibuk dengan urusan duniawi, pekerjaan, dan aktivitas lainnya, jiwa manusia juga perlu di-charge supaya jiwanya tetap berfungsi dengan baik.
Salah satunya dengan menunaikan ibadah umrah. Apalagi, selama di Tanah Suci, hampir setiap waktu salat dilakukan di masjid secara berjamaah.
Istimewanya, reward melakukan salat satu rakaat di Masjidilharam di Makkah sama dengan salat seratus ribu rakaat di luar Masjidilharam. Lalu, satu rakaat di Masjid Nabawi di Madinah sama dengan salat seribu rakaat di luar Masjid Nabawi.
MUHAMMAD TURHAN YANI di kebun kurma di Kota Suci Madinah. -M. TURHAN YANI UNTUK HARIAN DISWAY-
Betapa istimewanya umat Islam, khususnya yang jamaah umrah yang berkesempatan mendapatkan keutamaan-keutamaan tersebut ketika berada di dua Kota Suci (Haramain).
Dalam satu paket umrah rata-rata jamaah melaksanakan umrah 2-4 kali bersama mutawif (pembimbing umrah) masing-masing, di luar umrah yang dilaksanakan secara mandiri oleh jamaah. Dengan demikian, reward itu akan diperoleh secara berlipat ganda.
Umrah dikatakan sebagai ”ibadah haji kecil” karena dalam rangkaian ibadah umrah ada yang sama dengan rangkaian ibadah haji. Bagi umat Islam yang menunaikan ibadah umrah, ada aspek transendental Ilahi yang wajib dimiliki.
Salah satunya, kepasrahan secara total kepada Zat Yang Maha Segala-galanya, yaitu Allah SWT, kepatuhan dan ketundukan terhadap aturan-aturan yang menjadi ketentuan, misalnya, menggunakan pakaian ihram, mengambil miqat, niat, tawaf di Ka’bah, sa’i, dan tahalul.
Rangkaian tersebut hampir sama dengan ibadah haji. Semuanya itu harus diikuti jamaah umrah secara ikhlas seraya memohon dan bermunajat kepada Allah SWT dengan mengucapkan kalimat talbiyah, zikir, dan kalimat-kalimat tayibah lainnya.