SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sebanyak lima kasus pelecehan dan kekerasan terhadap anak mencuat ke publik di Surabaya. Lima kasus kekerasan dan pelecehan anak terjadi dalam kurun waktu satu bulan, pada Januari 2024.
Publik dihebohkan oleh kasus seorang anak perempuan dicabuli oleh anggota keluarga sedarah. Ayah, kakak laki-laki, dan dua orang pamannya. Keempatnya mencabuli korban sejak usia 9 tahun hingga usia 13 tahun. Biadab.
Kasus kedua, seorang ibu kandung tega menyiksa dan melakukan kekerasan terhadap anaknya sendiri. Lalu, ada oknum TNI melakukan pencabulan kepada siswi SMK berusia 15 tahun.
Terakhir, seorang ayah yang mengaku dua anak laki-lakinya dicabuli orang setiap kali pindah domisili. Laporan ini sudah bergulir sejak 2020, namun hasil visum selalu luka baru. Saat ini masih didalami kembali.
"Lima kasus terungkap, mungkin banyak kasus lain tak terekspos," ujar Sekretaris Komisi D DPRD Kota Surabaya, Akmarawita Kadir, Rabu, 31 Januari 2024.
BACA JUGA:Kekerasan Anak di Jatim 100 Kasus per Bulan
BACA JUGA:Kekerasan Anak terhadap Orang Tua
Program penguatan keluarga sampai ke tingkat Rukun Tetangga (RT) sangat penting. Sehingga jika ada tanda-tanda keluarga sekitar memiliki kelemahan sosial maka bisa diintervensi dengan perangkat yang sudah ada, mulai dari pengurus RT hingga RW.
Kemudian, penguatan pendidikan dan agama. Bagaimana memutus lingkaran setan itu, jangan sampai ketika besar, justru korban meniru perilaku sebelumnya.
"Deteksi dini, keluarga mana yang rentan. Ini penting. Karena keluarga rentan tapi tetangga diam saja otomatis akan terulang kembali," ujarnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya, Ida Widayati mengatakan, anak korban kekerasan diamankan di shelter khusus. Mereka didampingi secara fisik maupun psikologis oleh tim ahli.
BACA JUGA:Remaja di Surabaya Dicabuli Empat Keluarganya Sejak Kelas 3 SD
"Sekarang di shelter ada 15 anak, akumulasi dari yang tahun sebelumnya. Anak-anak korban kekerasan yang kami amankan di rumah aman itu, kami dampingin. Tak akan kami kembalikan sebelum siap ke lingkungannya," jelasnya.
"Ada yang sudah tinggal sejak SMP dan sekarang sudah mau lulus SMA," imbuhnya.