Setelah Ganjar menyampaikan komitmennya, Anies Baswedan, pasangan calon nomor urut 01 memberikan tanggapan. Ia menanggapi bahwa hal yang disebutkan oleh Prabowo itu baik. Ia hanya mengembangkan dari jawaban tersebut.
"Data ini diperlukan (secara) komprehensif, kita harus tahu berapa, di mana penyandang disabilitas dan disabilitasnya apa. Membantu penyandang disabilitas itu bukan charity, ini merupakan pemenuhan hak asasinya," ujar Anies.
Karena itu, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mengusulkan untuk bekerja bersama dinas di setiap wilayah. Juga bekerja dengan dasa wisma PKK yang pasti sudah lebih mengenal wilayahnya masing-masing. Mereka diminta mencatat data penyandang disabilitas di setiap kabupaten, kota, provinsi.
"Alokasikan anggaran untuk memenuhi kebutuhannya, maka dinas punya anggaran untuk modifikasi sekolah dan tidak memberatkan sekolah. Siapkan datanya, siapkan anggarannya,” tutup Anies.
Dari kedua tanggapan tersebut, Prabowo setuju dan merasa relevan dengan komitmennya. Ia juga sependapat dan menegaskan bahwa pemerintah harus proaktif, investasi sekolah-sekolah khusus untuk mereka.
Prabowo tetap pada jawabannya terkait memakai dan mengembangkan teknologi untuk para penyandang disabilitas.
Prabowo Subianto sempat mendapatkan kritik dari warganet. Gara-gara menyebut bahwa solusinya dalam memberikan fasilitas bagi warga disabilitas dengan istilah "agar mereka seperti orang normal".
Istilah tersebut dianggap netizen sebagai serangan terhadap kaum disabilitas. Karena secara tidak langsung menyebut mereka sebagai tidak normal. (*)