HARIAN DISWAY - Jelang Imlek, prosesi terakhir yang dilakukan umat Konghucu adalah cisuak larung. Berlangsung pada 4 Januari 2024, di Pantai Kenjeran, Surabaya. Liem Tiong Yang, rohaniwan, menyebut bahwa 2024 adalah tahun awal periode Bintang Terbang. Akan ada pemimpin baru yang muncul.
Awan mendung. Perahu-perahu nelayan tertambat. Matahari belum beranjak, tapi kawasan Pantai Kenjeran telah ramai pengunjung. Sekitar pukul 10, umat Konghucu datang. Mereka membawa beberapa piranti untuk cisuak larung. Yakni ritus tolak bala yang dilakukan di laut lepas Selat Madura.
BACA JUGA: 6 Resep Kreasi Kue Keranjang Lezat dan Praktis untuk Kudapan Imlek
Para umat itu datang dari Kelenteng Boen Bio dan Ba De Miao, Surabaya. Dua diantaranya berasal dari Samarinda. Yakni Oeij Sioe Lian dan David Hermanto. Ibu dan anak itu telah lama mengenal Liem Tiong Yang, rohaniwan dari Kelenteng Boen Bio. Namun, baru sekali ini mengikuti cisuak larung.
"Kalau cisuak di kelenteng rutin saya lakukan. Tapi untuk cisuak larung ini memang baru pertama," ujar David. Sebelumnya, Liem memimpin umat untuk berdoa di tepi pantai. Meminta izin pada Thian Shang Sen Mu, atau Dewi Penguasa Laut. Itu dilakukan untuk meminta izin, bahwa mereka hendak melakukan cisuak larung.
Ia dan umat yang lain menaiki perahu. Dikemudikan oleh dua nelayan, melaju ke Selat Madura. Seperti tahun sebelumnya, selalu berhenti di laut tengah yang arusnya paling deras.
Di tengah arus itu, Liem dan para umat hening sejenak. Berdoa sembari melantunkan syair-syair pujian pada Thian atau Tuhan. Lantas mereka menaburkan bunga-bunga dan kertas kimcua berbentuk penyu.
Kertas itu berisikan potongan kuku, helai rambut, dan benang milik umat. Dipotong sehari atau dua hari sebelum cisuak larung. Menyimbolkan energi negatif dalam diri yang akan dihanyutkan oleh arus laut.
"Helai rambut lambang pikiran-pikiran negatif. Kuku jari dan tangan ibarat energi negatif kita yang menempel sepanjang tahun lalu. Maka semua itu harus dibuang. Dikembalikan ke bumi melalui arus laut," ujar Liem.
Selain kimcua dan bunga-bunga, Liem juga melarung pakaian. Itu merupakan milik umat yang memiliki masalah yang cukup berat, atau sedang menderita sakit. Pakaian itu adalah simbol energi negatif yang juga akan disirnakan oleh arus laut. Dengan harapan agar penyakit atau masalahnya itu hilang.
Setelah itu, perahu bergerak kembali ke pantai. Di sela perjalanan kembali, Liem bercerita tentang kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada 2024. Ia menyebut bahwa tahun baru 2024 adalah awal dimulainya periode kesembilan, atau periode Bintang Terbang.
Satu periode berlangsung selama 20 tahun. "Jadi, dalam astrologi Tiongkok, periode bintang terbang ini mulai 2024 hingga 2044. Setelah itu berganti periode selanjutnya," ujarnya. Periode Bintang Terbang dalam bahasa Mandarin disebut Fei Xing. "Angka sembilan bermakna seorang perempuan yang telah matang. Dewasa dalam pikiran dan perbuatan," ujar rohaniwan 60 tahun itu.
Maknanya, pada periode Bintang Terbang akan banyak tokoh-tokoh perempuan bermunculan. Kesetaraan gender juga bisa benar-benar tercapai dalam periode tersebut. Istilahnya, dunia tak lagi didominasi laki-laki. Tapi terjadi kesetaraan.
Jika mengacu pada 2024, seperti telah dijelaskan dalam seri sebelumnya, tahun ini dinaungi oleh shio naga. Naga sebagai keberuntungan bumi berunsur tanah. Sedangkan unsur tahun atau keberuntungan langitnya (2024, atau 2575 Kongzili) adalah kayu.
Dalam siklusnya, kayu menghancurkan tanah. Sehingga tahun ini akan banyak gejolak. "Bencana alam masih akan terjadi. Perekonomian dunia juga sedang tidak menentu. Begitu pula dengan sektor keamanan," ujarnya.