HARIAN DISWAY - Sebelum kick-off Semifinal Piala Afrika 2023, suasana tegang menyelimuti para pemain Republik Demokratik Kongo (RD Kongo), Kamis, 8 Februari 2024.
Tanpa memunculkan satu kata pun, mereka menyampaikan pesan yang penuh makna melalui aksi protes.
Saat itu RD Kongo melawan Pantai Gading di partai Semifinal Piala Afrika 2023 di Olympic Stadium of Ebimpe.
Protes pemain RD Kongo itu, dilakukan saat lagu kebangsaan mereka La Congolaise (The Congolese) berkumandang.
Serentak sebelas pertama Kongo, tak mengeluarkan senada suara pun. Bahkan menutup mulut mereka sambil menodongkan tangan kiri berbentuk pistol ke pelipis.
Hal tersebut mereka lakukan untuk menggelar protes, situasi yang memilukan di negara asal mereka.
“itu adalah pesan untuk menunjukkan dukungan terhadap para korban dan memberitahu kepada semua orang bahwa memang ada hal-hal yang terjadi di timur dan perlu menjelaskan bahwa mereka adalah orang-orang yang kecewa tentang itu,” ungkap pelatih Kongo Sebastian Desabre, dikutip dari Pulse Sports.
BACA JUGA:Hasil Al-Hillal vs Al-Nassr 2-0, Ronaldo Cs Keok Lagi
BACA JUGA:Timnas U-20 Imbangi Suwon FC 0-0, Pratama Arhan Absen
Aksi protes itu bukanlah tanpa alasannya. Di Kongo Timur, pertumpahan darah terus berlangsung, menciptakan gelombang pengungsi yang tak terhitung jumlahnya, akibat bentrokan antara tentara dan pemberontak M23.
Saat Timnas RD Kongo sedang berlaga di Piala Afrika, negara mereka sedang dilanda konflik-X @mbemba22-
Di tengah ketidakstabilan politik pasca-pemilihan kontroversial pada akhir tahun sebelumnya, RD Kongo terus menderita, terutama dengan eskalasi kekerasan yang dipicu oleh pemberontakan bersenjata.
Namun, di tengah kisruh tersebut, tim sepak bola nasional RD Kongo, menyadari bahwa keberadaan mereka di Piala Afrika bukanlah sekadar ajang olahraga.
Mereka bisa menyuarakan aksi protes tersebut ke seluruh penjuru dunia lewat sepakbola.
Sehingga melalui Piala Afrika 2023 itu, mereka mempunyai panggung untuk mengungkapkan kesedihan atas penderitaan yang dialami oleh rakyat Kongo.