Di main atrium, berdiri tonggak-tonggak dengan pijakan berbentuk bulat di bagian atas. Pijakan itulah yang digunakan untuk beratraksi. Sebatang kayu dengan hiasan daun di bagian atas, dipasang di salah satu tiang.
Barongsai Boen Bio Khuan Loke menghibur pengunjung dalam acara Spring of Fortune, di Grand City, Surabaya. Seorang pengunjung tampak memasukkan angpau ke dalam mulut barongsai. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY
Setelah penghormatan, yang takampil lebih dulu adalah Christian Alfaro dan Wellyanto. Keduanya mengenakan barongsai berwarna merah. Alfaro memainkan bagian kepala. Sedangkan Welly bagian ekor. Mereka bergerak ke tiang yang paling rendah. Kemudian secara bertahap naik ke tangga yang paling tinggi. Paling mendebarkan, ketika Alfaro diangkat oleh Welly. Kedua kakinya menyangga lutut Welly.
Spontan para pengunjung berteriak. Suara teriakan lebih kencang lagi ketika Alfaro melakukan gerakan seperti terjun dari atas tiang. Namun, kedua kakinya menginjak bagian tengah tiang. Welly memegang pinggang rekannya. Sebuah gerakan sulit yang jika salah sedikit saja, tubuh kedua pemain barongsai tersebut dapat terpelanting ke tanah.
Kelompok tersebut rutin berlatih di Kelenteng Boen Bio setiap hari Rabu dan Jumat, pukul 7 malam. Karena itulah, mereka sudah hafal gerakan-gerakan sulit.
Dalam satu gerakan, terdapat boneka ular yang tiba-tiba terjulur. Ular itu diinjak oleh barongsai merah tersebut. "Itu merupakan simbol bahwa segala halangan yang merintang di depan telah disirnakan," ujar Gwan.
Kemudian, barongsai tersebut mengambil daun yang terpasang di tongkat di salah satu tiang. Dalam adegan terakhir, barongsai itu membuka mulutnya. Seketika terlihat kain merah menjulur. Bertuliskan Gong Xi Fat Cai. Ucapan selamat tahun baru Imlek. (Guruh Dimas Nugraha)