Kontradiksi di Pembunuhan Dante

Senin 19-02-2024,13:16 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Yusuf Ridho

Pernyataan Wani ternyata selaras dengan pernyataan ayah Dante, Angger Dimas, yang sudah bercerai dengan Tamara pada 2021. Dante diasuh Tamara, tapi sekali waktu menginap di rumah Angger untuk satu-dua hari. Angger Dimas kepada wartawan mengatakan:

”Dante mengatakan ke saya: ’Bapak, kakak gak mau berenang lagi. Tolong bilangin ke mama’.”

Sebaliknya, Tamara menyatakan hal yang kontradiktif dengan pernyataan Emma, Wani, dan Angger. Tamara menyatakan, Dante jago berenang karena sudah les sejak bayi usia 6 bulan.

BACA JUGA: Rekaman CCTV Anak Tamara Tyasmara di Kolam Renang: Hampir 1 Menit Dibenamkan ke Air

Tamara: ”Kebetulan belakangan ini Dante lagi suka berenang di kolam dalam. Ia gak mau di kolam cetek, maunya di kolam dalam.”

Di sini perkara itu jadi rumit. Perkara yang sebenarnya sederhana jadi rumit. Tidak ada orang yang lebih tahu tentang seorang anak melebihi pengetahuan ibunda. Apalagi, setelah Angger-Tamara cerai, hak asuh anak tunggal mereka itu jatuh pada Tamara. Semestinya Tamara lebih tahu tentang Dante.

Kontradiksi keterangan itu sekaligus jadi jawaban, dari pertanyaan, mengapa Tamara diperiksa psikolog di Polda Metro Jaya? Polisi mewajibkan Tamara menjalani pemeriksaan psikologi forensik. 

Pemeriksaan berlangsung di Polda Metro Jaya Kamis, 15 Februari 2024, selama sekitar 3 jam, dari sore hingga malam. Pemeriksaan itu belum selesai, lalu Tamara minta ditunda lain waktu. Sebab, dia mengaku kelelahan. Polisi menunda pemeriksaan untuk waktu yang belum ditentukan.

Seusai diperiksa psikiater, Tamara ditanya wartawan tentang isi pemeriksaan. Tamara menjawab begini:

”Isi pertanyaannya lebih tentang Dante itu seperti apa. Kurang lebih ada sepuluh pertanyaan. Cuma jawabannya mendalam sih.”

Ditanya materi pertanyaan, Tamara menjawab tidak bisa mengungkap perincian pertanyaan. Sebab, itu rahasia.

Jadi terasa aneh. Ahli psikologi forensik yang disiapkan Polri bertanya kepada Tamara tentang Dante. Apa dan bagaimana Dante? Aneh karena ini perkara hukum pidana (pembunuhan). 

Tersangka pelaku adalah Yudha Arfandi, pacar Tamara. Di pemeriksaan itu, pemeriksa tidak bertanya ke Tamara tentang pelaku, tetapi tentang korban. Apalagi, pemeriksanya bukan polisi penyidik, melainkan ahli psikologi forensik.

Bisa diduga, polisi sudah mendapat keterangan bahwa Dante tidak bisa berenang. Sebaliknya, Tamara mengatakan bahwa Dante jago berenang. Karena itu, Tamara diperiksa psikolog.

Polisi pasti bertindak ekstra hati-hati di perkara ini. Sangat rawan. Tidak sembarangan polisi menyimpulkan bahwa Tamara bohong. Meski, ada kontradiksi soal renang Dante. Betapa pun, Tamara ibunda Dante. Nyaris mustahil Tamara menjerumuskan Dante. 

Lalu, mengapa ada kontradiksi di situ? Apakah keterangan guru Dante dan ketua yayasan sekolah Dante berbohong? Apakah keterangan Angger Dimas yang selaras dengan keterangan pihak sekolah juga bohong? Jadi rumit. Polisi pun mengurai kerumitan, melakukan pemeriksaan psikologi forensik ke Tamara.

Kategori :