Anggota komunitas Pete Sport Community , Malang, berfoto sebelum flag off kategori 10K. -Foto: Pete Sport Community-
Para peserta berasal dari berbagai komunitas. Tidak hanya dari Surabaya, tetapi juga ada Peserta dari Malang. Salah satunya dari komunitas Pete yang dipimpin oleh Paulus Oliver Yoesoef. Paulus menjadikan Sincia Run sebagai salah satu pemanasan sebelum mengikuti Boston Marathon 2024, April nanti.
"Boston nanti itu ajang World Marathon Majors (WMM) terakhir atau keenam saya," kata Poy–sapaan Paulus Oliver Yoesoef. Ia datang bersama rombongan anggota komunitas Pete Runner lainnya antara lain Sinaryo Prayugo dan Lulu Sugiarti Ningsih.
Anggota Komunitas RIOT berfoto di finish line. -FOTO: BOY SLAMET-HARIAN DISWAY-
Dari Surabaya, ada komunitas RIOT yang juga banyak menurunkan runner-nya. Begitu bendera start diangakt para anggota RIOT meneriakkan slogan mereka "running is our theraphy!".
Slogan itu merupakan kepanjangan dari RIOT. Berbeda dengan sebagian besar peserta, komunitas tersebut mengenakan jersey khas mereka sendiri. Yakni berwarna hitam dan putih, serta tulisan Running Is Our Theraphy di bagian punggung.
"Kategori lari Sincia Run hampir sama dengan jarak yang ditempuh RIOT ketika berllatih. Yaitu 10-15 km," ujar Kevin Reynaldo, pelatih lari RIOT. Sebanyak 25 member komunitas tersebut mengikuti ajang Sincia Run 2024.
Para peserta berlari dari sekitar Hokky Supermarket menuju Pagoda Tian Ti di Ken Park, Kenjeran. Melewati akses masuk sisi barat Ken Park yang telah ditutup atau disterilkan sejak pukul 05.00.
"Luar biasa rapi. Diikuti ribuan orang tapi tidak berdesak-desakan. Teratur dan bisa berlari dengan bebas. Benar-benar fun run event ini," ujar Briggita Mone alias Igga, marketing communication Sheraton Hotel, yang menjadi salah satu peserta kategori 10K.
Senada, para pelari dari komunitas MERR Runner juga mengapresiasi keberhasilan panitia. "Saya baru pertama kali mengikuti ajang Sincia Run. Sebelumnya dengar kabar dari kawan-kawan. Saya penasaran, apalagi mendengar jumlah peserta yang mencapai 1.500 orang. Tapi semuanya berjalan lancar," ujar Dini Jasinta, anggota komunitas MERR Runner.
Peserta Sincia Run 2024 melintasi Pagoda Tian Ti, Kenjeran. -FOTO: BOY SLAMET-HARIAN DISWAY-
Komunitas tersebut berisikan para penghobi olahraga lari yang tinggal di kawasan Middle East Ring Road (MERR), Surabaya. Saat di pagoda Tian Ti, para peserta menyempatkan diri untuk beristirahat dan berfoto. Kegiatan itu berlangsung santai. Seperti konsepnya: fun run. Jauh dari kesan kompetitif. Melainkan untuk memperkuat semangat kebersamaan dan persahabatan.
Ada pula 75 pelari dari komunitas lari Rebyek. Komunitas yang didirikan sejak 2017 dan bermarkas di Surabaya. Rebyek rutin mengikuti Sincia Run sejak 2019. "Ikut terus dari gelaran awal sampai sekarang. Tahun ini yang paling meriah. Ramai dan seru," ujar Uky Dafone, lurah atau ketua Rebyek.
Anggota komunitas Iso Mlayu terlihat selalu kompak di setiap event termasuk pada Sincia Run 2024. -FOTO: BOY SLAMET-HARIAN DISWAY-
Para member komunitas Iso Mlayu tak ketinggalan berpartisipasi. Sama seperti RIOT, mereka tampil dengan jersey mereka sendiri. Peserta Sincia Run dari komunitas tersebut cukup banyak. Mencapai 90 orang lebih.
"Kami ini serba terbalik. Kalau event komunitas kami, yang dikenakan adalah jersey bebas. Tapi kalau event luar komunitas seperti Sincia Run ini, kami mengenakan jersey Iso Mlayu," tutur Andriyanto dari divisi event Iso Mlayu.